Categories
Hiking

Pesona Gunung Papandayan, Pendakian Istimewa

Pendakian ke gunung Papandayan sudah direncanakan dari sebulan sebelumnya. Dan akhirnya, kami berangkat tanggal 19 Oktober 2012 dan kembali ke Jakarta tanggal 21 Oktober 2012 tepatnya berangkat jumat malam dan pulang minggu sore. Selama kurang lebih satu bulan ini, saya bersama teman mencari teman yang lain yang tertarik ikut pendakian ini. Dan ternyata lumayan, dari 23 orang yang terdaftar yang memastikan ikut, akhirnya yang benar-benar berangkat sebanyak 22 orang, 21 orang dari Jakarta dan 1 orang dari Bandung, lumayaann.. hehe, tadinya saya pikir tidak akan sampe 20an orang, karena mengingat pendakian sebelumnya ke gunung Gede yang pertama kita berangkat dengan 15 orang dan pendakian gunung Gede yang kedua Cuma 10 orang, Jadi dengan 22 orang yang berangkat pendakian gunung Papandayan akan semakin seru dan semakin semangat. Apalagi, selama persiapan sampai menunggu tanggal yang sudah dipastikan untuk berangkat, teman-teman sudah tidak sabar untuk nanjak, haha..semua bersemangat, semua penasaran, sungguh memancarkan energi positif, dan saya suka. Hehe..

Masa pencarian teman mendaki dan pencarian informasi

Karena merasa sudah lama tidak mendaki gunung, ada rasa kangen juga untuk mendaki karena terakhir mendaki bulan Mei 2012 ke gunung Gede. Maka, saya dengan teman-teman satu komunitas yaitu OMKKJ merencanakan pendakian ke gunung Papandayan. Berhubung saya belum pernah ke gunung Papandayan bahkan ke Garut pun belum pernah (haha..) jadi saya tidak punya gambaran gimana situasi disana. Maka mulailah om google berfungsi kembali, mencari dan mencari sebanyak mungkin info mengenai gunung Papandayan.

Gunung Papandayan tidak setinggi gunung Gede Pangrango sehingga sangat cocok untuk pemula. Gunung Papandayan dengan ketinggian 2665 mdpl berada di desa Cisurupan kabupaten Garut. Dan awal tracking juga tidak dimulai dari bawah banget, karena hampir setengah perjalanan sudah beraspal dan dapat dilalui dengan menggunakan mobil pick up.

Setelah membaca artikel teman-teman yang sudah pernah kesana, saya mulai kebayang bagaimana situasi disana dan bagaimana menganggarkan biayanya. Nah, belum bisa lega karna jujur kami tidak punya perlengkapan nge-camp yang memadai bahkan bisa dibilang sangat minim. Mencari penyewaan  perlengkapan nge-camp seperti tenda, matras, nesting di Jakarta menurut saya agak sulit (karna saya tidak tau tempatnya dimana dan walau searching di google juga tidak nemu hiks..), akhirnya usaha dan berharap banget niy di Garut atau di desa Cisurupan ada yang menyewakan perlengkapan yang kami butuhkan dan jumlahnya cukup.

Tidak banyak informasi, tapi akhirnya dapat juga satu website yang menyediakan jasa porter dan menyewakan perlengkapan nge-camp dan tepat banget di desa Cisurupan, hooraayy.. saya bersorak dalam hati.. hehe.. ada pencerahan, dan langsung menghubungi nomor telepon yang tercantum di website tersebut. Waktu di telpon, nyambung dan ada yang angkat, hhh.. agak lenga, yang menyahut di seberang sana namanya Kang Rahayu. Saya langsung menanyakan apakah perlengkapan yang kami butuhkan tersedia dan cukup, karna Kang Rahayu juga menawarkan untuk membantu transportasi selama di Garut ke Papandayan, saya langsung menerima niat baiknya. Akhirnya segalanya saya tanya ke Kang Rahayu. Orangnya cukup ramah dan banyak memberikan informasi. Tadinya siy dia juga menawarkan jasa porter atau guide tapi saya piker jasa itu tidak perlu karena teman-teman yang saya bawa untuk mendaki bukan newbie dalam dunia pendakian.

Jumat,19 Oktober 2012

Akhirnya hari ini tiba juga, setelah penantian dan persiapan, kami akan berangkaat.. ^^

Saya mengumpulkan pasukan pukul 20.00 malam dan meeting point di Cililitan karena kami akan menggunakan bus primajasa jurusan Garut. Awalnya bus terakhir yang berangkat ke Garut katanya pukul 21.00, namun setelah nego sama pak mandor maka kami akan ditunggu sampai pukul 21.30, sambil menunggu teman-teman yang belum nyampe di cililitan, saya dan beberapa teman packing bahan makanan dan barang-barang yang akan kita bawa, tidak terlalu banyak karena perlengkapan seperti tenda, matras, nesting, dan sleeping bag akan kita sewa di tempat Kang Rahayu. Maka tibalah pukul 21.30 dan kita langsung capcus menuju terminal primajasa dan go go, berangkaat..

Pasukan 22 berangkat dengan perasaan hepi.. di bus semua sudah mengambil posisi dan beristirahat untuk saving energy, walau pun demikian sebagian pada ga bisa istirahat atau tidur, memang kawan-kawan saya ini gemar bercerita. Estimasi sampai di Garut pukul 03.00 dini hari agak meleset, karena pukul 01.30 kami sudah hampir sampai, untung pak supir pick up yang akan menjemput kami selalu standby jadi kami tidak terlantar menunggu jemputan. Kami berhenti di bunderan tarogong sebelum terminal guntur, dan akan dijemput pick up dari situ. Untung tidak lama menunggu, pick up kami datang dan langsung meluncur. Tadinya, kami berencana langsung ke pelataran parkir gunung Papandayan, namun berhubung kami kecepatan nyampe di Garut, maka kami singgah dan ngaso dulu di rumah Kang Rahayu di desa Cisurupan.

Sekitar pukul 03.00 dini hari  kami tiba di rumah Kang Rahayu, dan teman saya yang dari Bandung sudah sampai duluan dan sudah bersantai ria. Sebagian teman langsung ngantri di toilet, mungkin pada masuk angin diterba angin yang bukan sepoi-sepoi lagi selama diatas mobil pick up haha..

Pukul 05.00 pagi, kami lanjut ke pelataran parkir gunung papandayan menggunakan mobil pick up yang dari tadi setia menunggu. Setibanya disana, masih agak gelap karena warung-warung yang ada disana memang tidak memakai listrik sehingga tidak ada lampu yang menerangi, hanya ada lilin dan lampu badai. Kami langsung menuju pos jaga dan menyewa perlengkapan yang sudah di booking sebelumnya ke Kang Rahayu. Sambil menunggu fajar menyingsing dan kabut pagi itu menghilang, kami beristirahat, nongkrong di warung dan sarapan.

Sabtu, 20 Oktober 2012 —Start tracking

Setelah packing ulang dan embun pagi mulai meninggalkan padang rerumputan, dan bukit dibelakang pos jaga mulai memancarkan pesonanya, lets goooo.. tracking dimulai.

Batu kerikil yang sangat labil kami lalui sepanjang jalan menuju ke pondok saladah tempat dimana kami akan mendirikan tenda dan menginap. Hamparan kawah dengan asap yang mengepul dari setiap lubang kawah, bau belerang yang tajam, dan suara seperti air mendidih yang terdengar dari lubang kawah menjadi pesona tersendiri bagi yang mendaki gunung Papandayan. Karena bau belerang yang sangat kuat, disarankan memakai masker atau slyer yang dibasahi air, sehingga tidak susah bernafas dan bau belerangnya jadi tidak terlalu menyengat. Berhubung pasukan 22 belum pernah satu orang pun ke gunung ini, sempat kehilangan arah karena adanya longsor yang akhirnya mengubah sedikit jalur pendakian, namun tidak terlalu susah untuk mencari jalur pendakian yang baru, karena gunung papandayan tidak banyak ditumbuhi pepohonan sehingga jarak pandang mata sangat luas.

Setelah kurang lebih 2 jam berjalan akhirnya sampai juga di pondok saladah. Kami bertemu juga dengan para pendaki dari komunitas lain yang akan nge-camp disini. Pondok saladah merupakan suatu dataran yang berumput dan terdapat air yang bisa dikonsumsi dan cocok sebagai tempat beristirahat bagi para pendaki. Setelah semua tenda berdiri dengan kokohnya dan makan siang, maka kami bersantai ria dan istirahat menikmati angin semilir.

Dari pondok saladah terlihat beberapa puncak Papandayan, sempat agak heran puncak sebenarnya yang mana. Dari kejauhan juga terlihat hutan mati sebagai akibat adanya erupsi di tahun 2002 yang membuat papandayan semakin mempesona.

Malam hari dibawah sinar rembulan yang terang, udara mulai terasa dingin, kami membuat perapian untuk menghangatkan badan, agar tidak terlalu dingin kami pun bernyanyi ria sambil bersahutan sehingga angin yang menusuk tidak terasa dingin.

Minggu, 21 Oktober 2012 — tracking berlanjut

Tracking selanjutnya adalah padang tegal alun. Tracking ini akan kami tempuh kurang lebih selama satu jam. Karena beberapa teman tidak ikut untuk track ini, maka kami tugaskan mereka untuk packing semua perlengkapan hehe..

Track menuju tegal alun sangat terjal, kami melalui bebatuan besar sebagai pijakan untuk naik, mungkin jalur itu merupakan jalur aliran sungai yang kering. Cuaca sangat cerah dan terik, tapi tidak mematahkan semangat untuk melihat edelweis yang tumbuh subur di tegal alun. Selama perjalanan, semua asik narsis berfoto ria, karena view nya baguus banget.. hehe

Setelah turun kembali ke pondok saladah, teman yang menunggu di pondok saladah ternyata sangat teladen karna sudah menyelesaikan tugas yaitu membereskan semua perlengkapan. Dan setelah istirahat sejenak kami langsung bersiap untuk pulang kembali ke Jakarta.

Banyak hal kami rasakan, mulai dari pertemanan, sukacita, pemandangan yang luar biasa dan kesan yang tak kan terlupakan sepanjang perjalanan ke gunung Papandayan. Mendaki sampai ke puncak tanpa ada kata menyerah, menghilang sejenak dari peradaban kota yang penuh sesak, mendengar bisikan angin dan menyatu dengan alam, menghirup udara segar yang takkan didapat di kota yang penuh polusi. Semangat mendaki gunung semoga mengalir sampai semangat untuk tetap mendaki mimpi yang lebih tinggi dari gunung.

3 replies on “Pesona Gunung Papandayan, Pendakian Istimewa”

Boleh tahu ga, kontak atau website yg nyediain perlengkapan pendakian di cisurupan itu? Besok mgk saya mau ke papandayan.. Males mau bawa tenda dr jkt. Makasih ya..

Leave a Reply to ndtigan Cancel reply