Tertawalah lepas, teriakkan kebebasanmu. Life is yours. Lepaskan segala penat dan kegundahan di hati. Semua akan terasa lega dan redam segala sesak di dada. Perjalanan tak hanya sebatas hiburan sementara, tak hanya sebatas pelarian dari realita kehidupan yang tragis. Perjalanan suatu kebebasan tanpa ruang dan waktu yang menjadi benteng pembatas. Tembus segala rintangan dan tertawa lepas. Tawa lepas, teriakan tanpa kontrol mewarnai perjalanan ini kawan. Semua lepas tanpa ada pembatas. we are free..
Author: ndetigan
Berwisata ke Jakarta??
Mungkin tidak terpikir dibenak banyak orang untuk menghabiskan waktu liburan yang indah di seputaran DKI Jakarta. Yang ada, orang berbondong-bondong keluar dari daerah Jakarta menjauhi penat dikala waktu liburan tiba. Tapi tidakkah terpikir bahwa DKI Jakarta masih memiliki surga tersembunyi di sudut-sudutnya dan jauh dari hiruk pikuk Jakarta yang notabene-nya adalah kota metropolitan yang penuh sesak dan penat. Citra Jakarta tercoreng karena macet sepanjang usia, banjir yang rajin datang tak diundang, kawasan kumuh berjejer di bantaran sungai dan persis di samping gedung pencakar langit yang menjulang.
Sungguh ironis memang, tapi jangan pernah kecewa dengan ibukota ini, DKI Jakarta masih banyak potensi indah tak kalah dengan daerah-daerah lain. Di sudut utara DKI Jakarta, tersebar gugusan pulau-pulau kecil yang jumlahnya ratusan yang akhirnya disebut sebagai Kepulauan Seribu. Kepulauan Seribu masih berada di wilayah DKI Jakarta, tepatnya berada di diujung teluk Jakarta. Kepulauan Seribu menjadi salah satu Kabupaten Administrasi di DKI Jakarta.
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mempunyai jumlah penduduk sebanyak lebih kurang 20.000 jiwa yang tersebar di sebelas pulau-pulau kecil berpenghuni. Kesebelas pulau tersebut di antaranya Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, dan Pulau Sebira. Selain pulau-pulau berpenghuni, terdapat pula beberapa pulau yang dijadikan sebagai pulau wisata, seperti Pulau Bidadari, Pulau Onrust, Pulau Kotok Besar, Pulau Puteri, Pulau Matahari, Pulau Sepa, dan sebagainya. (http://id.wikipedia.org/)
Di wilayah kabupaten ini terdapat pula sebuah zona konservasi berupa taman nasional laut bernama Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNKS). Sebagai daerah yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan di dalamnya juga terdapat zona konservasi, maka tidaklah mengherankan bilamana pengembangan wilayah kabupaten ini lebih ditekankan pada pengembangan budidaya laut dan pariwisata. Dua sektor ini diharapkan menjadi prime-mover pembangunan masyarakat dan wilayah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu. (http://id.wikipedia.org/)
Saat itu, saya bersama teman-teman memutuskan melewati weekend bersama di Kepulauan Seribu dan kami menginap di Pulau Tidung. Perjalanan ke Pulau Tidung mulai dari Muara Angke. Muara Angke merupakan pelabuhan nelayan dan juga terdapat kapal penumpang yang menghubungkan daratan Jakarta dengan Kepulauan Seribu. Berdekatan dengan dermaga Muara Angke terdapat pasar tradisional tempat dimana para nelayan menjual hasil tangkapannya. Ikan-ikan yang dijual di pasar ini masih sangat segar dan banyak sekali jumlahnya.
Pasar ini yang menjadikan akses menuju dermaga Muara Angke agak tersendat, kemacetan yang luar biasa apalagi saat weekend seperti ini banyak sekali wisatawan berkumpul di Muara Angke untuk berangkat menuju Kepulauan Seribu. Pasar juga menyebabkan jalanan yang kurang terawat dan bila hujan akan menyebabkan air tergenang dimana-mana dan becek. Sampai-sampai salah satu teman saya tercebur ke sekolan karena sudah tidak bisa membedakan mana selokan dan jalan, semua sudah menjadi satu dan rata. Pasar ini juga menyebabkan bau amis yang membahana kesetiap ruang udara yang terhirup hidung. Karena akses menuju dermaga sangat macet dan tidak mau ketinggalan kapal untuk menyeberang ke Kepulauan Seribu, maka kami memutuskan jalan kaki dari lokasi macet total itu. Berbaris-baris langkah kami ayunkan menembus kemacetan. Tidak hanya kami, rombongan lain juga ternyata begitu. Sungguh perjuangan sekali menuju dermaga Muara Angke.
Setelah melewati pasar yang sumpek dan berbau amis akhirnya terlihat dikejauhan sekumpulan orang yang sudah berkumpul dan membentuk kelompok-kelompok sesuai dengan rombongannya. Saatnya berangkat, tanda kapal sudah mau berangkat dibunyikan. Kami tak berlama-lama berhenti di tepi dermaga. Berebut lapak di kapal ekonomi itu juga ternyata sangat penting dan menentukan kenyamanan selama menikmati ayunan ombak menuju Kepulauan Seribu.
Tak bisa disesalkan memang, kami dapat lapak untuk duduk lesehan tepat disamping mesin dibelakang kapal . Kapal akan segera berangkat dan mesin dinyalakan. Tak disangka bunyi mesin ini lama-lama sangat memekakkan telinga dan menjadikan sekitarnya agak panas. Kapal tetap melaju meninggalkan dermaga. Saya masih belum menggubris bunyi mesin yang memekakkan itu, saya memandangi keluar kapal, melihat sekitar dermaga sebelum tertinggal jauh. Kondisi dermaga yang agak awut-awutan tidak mengurangi wisatawan yang berhasrat menikmati indahnya alam Kepulauan Seribu.
Air laut di tepi dermaga coklat kehitaman dan pekat. Kapal-kapal nelayan yang besar berjejer di tepi dermaga, para nelayan mengangkut hasil tangkapannya untuk ditimbang dan dipasarkan. Bau amis masih merajalela. Mungkin para warga nelayan ini sudah tidak merasakan bau yang menyengat ini, sudah terbiasa dan inilah salah satu bagian hidup mereka.
Kapal bergerak semakin menjauhi dermaga, setengah jam berlalu dengan alunan angin sepoi yang tak mampu menyirnakan suara mesin yang bising. Kesabaran tak dapat terbendung, suara mesin ini sangat mengganggu dan saya bersama teman nekad mau ke depan kapal melewati tubuh-tubuh yang bergelimpangan terlelap seiring hembusan angin laut yang menghipnotis. Akhirnya kami mendapatkan posisi yang nyaman diujung kapal.
Pulau seribu memang benar-benar bertebaran, kami mulai menerka pulau mana yang akan menjadi tempat kami mendarat setiap beberapa pulau mulai mendekat dan terlewati. Bagi para wisatawan tentunya agak susah untuk menerka nama-nama pulau yang sudah terlewati itu, semua tampak sama.. hahaa.. Semakin berada di lingkup Kepulauan Seribu, birunya laut semakin menampakkan diri, hal ini tentu jauh berbeda dengan wajah dermaga Muara Angke yang hitam pekat itu. Hasrat untuk menyebur semakin membuncah, tak sabar menyapa biota laut Kepulauan Seribu.
Kami tiba di dermaga Tidung disambut guide asli warga tidung. Dia mendampingi kami sampai ke penginapan dan memberikan arahan mengenai itinerary selama di Kepulauan Seribu. Tak lama kami bersiap langsung berangkat untuk menuju spot yang bagus untuk snorkeling. Kami menggunakan kapal nelayan yang kecil yang muatannya sekitar 15 orang dengan tiga orang awak kapal. Mereka asli warga Kepulauan Seribu. Perjalanan menuju pulau tempat snorkeling yang bagus memakan waktu sekitar hampir satu jam perjalanan.
Selama perjalanan, selain bersenda gurau saya mendekati para awak kapal yang tampaknya masih malu-malu bergabung bersama kami untuk saling menyapa. Saya memulai pembicaraan yang kemudiaan suasana perbincangan mulai hangat, teman yang lain akhirnya ikut menimpali percakapan kami. Sudah tidak ada pemisah antara tamu wisatawan dan pekerja awak kapal. Si bapak asyik bercerita mengenai tanah kelahirannya itu. Terlihat jelas kebanggaannya terhadap Kepulauan Seribu. Dalam ceritanya dia juga turut serta untuk tetap menjaga kelestarian alam Kepulauan Seribu. “Alam ini adalah hidup kami, jadi kami harus terus menjaga keutuhan hidup kami”, katanya.
Spot pertama sudah didepan mata, kapal berhenti dan kami bersiap memakai perlengkapan snorkeling dan byuuurr… satu persatu melompat ke laut jernih itu. Laut jernih itu mempertontonkan terumbu karang yang indah yang semakin menarik kami untuk segera menceburkan diri dan menyapa terumbu dengan segala ikan yang berenang bebas itu.
Kepulauan Seribu yang hanya beberapa kilometer jaraknya dari hiruk pikuk kota metropolitan Jakarta, ternyata masih mengandung alam yang asri terutama alam bawah lautnya. Terumbu karang tumbuh subur disini, tak terusik dan bebas bermain dengan ikan-ikan kecil yang lalu lalang. Bahkan terumbu karang ini sangat dekat dengan permukaan laut sampai di beberapa titik saya terkena goresan terumbu yang mencuat tipis di permukaan laut. Sungguh alam Kepulauan Seribu masih menjadi surga lautan dengan segala isinya. Tak heran para pencinta snorkeling dan diving masih memilih Kepulauan Seribu menjadi destinasinya.
Keindahan bawah laut Kepulauan Seribu ini semakin menarik saya untuk berhasrat sampai kedasarnya dan menyapa ikan-ikan yang berenang dalam dan malu-malu. Saya mengajak teman saya untuk mencoba free diving ke kedalaman laut itu, tapi kenapa tidak bisa, kami mencoba beberapa kali tapi kami masih tetap berada di permukaan laut. Setelah percobaan beberapa kali itu baru kami menyadari kalau kami masih mengenakan jaket pelampung, hahaha.. jadi mau seribu kalipun dicoba untuk membenamkan diri hingga ke dasar takkan bisa, kami hanya tertawa terpingkal akan tingkah yang konyol itu.
Tak cukup disitu saja, kapal melaju kembali, berpindah tempat mencari spot baru untuk bersnorkeling ria kembali. Tak lupa pula jempretan foto berkali-kali bahkan mungkin sampai ratusan pose sudah terekam dalam foto. Tak pernah bosan dan sungguh bahagianya hari itu. Spot baru sudah sampai dan menyebur kembali. Indah dan berdecak kagum akan keindahan alam ciptaan tuhan ini, dan alam indah ini tidak perlu jauh-jauh dari Jakarta untuk mendapatkannya. Keindahan alam ini masih dalam pelukan DKI Jakarta.
Sehari penuh bersnorkeling ria, kulit tersengat matahari tak masalah bagi kami, yang penting happy ^^
Kembali ke Pulau Tidung, membersihkan diri, istirahat sejenak dan menikmati pesona pulau ini. Malamnya sudah disediakan ikan barbeque di tepi pantai. Diiringi desiran ombak kami menyantap menu ikan bakar ini. Nikmat dengan ikan yang masih segar. Penerangan hanya mengandalkan lampu seadanya dengan sinar sang rembulan. Siluet daun kelapa melambai tampak di kejauhan di tepi pantai. Salah satu cara menikmati pulau ya menghabiskan malam ditepi pantai dengan obrolan seru. Malam semakin larut, kami kembali ke penginapan, kami harus istirahat untuk menjaga stamina untuk kegiatan esok harinya.
Malam telah lalu, hari berganti. Karena terlalu lelap tidur, kami ketinggalan menikmati sunrise..haha.. tidak apa-apa, kami menghibur diri. Kami naik sepeda menuju jembatan cinta. Jembatan ini menghubungkan Tidung Besar dan Tidung Kecil. Kami menyusuri jembatan ini menuju Tidung kecil. Setelah puas bermain di Tidung Kecil, kami kembali dan kembali ke penginapan.
Masih ada waktu menunggu siang untuk kembali ke dermaga Muara Angke, saya dan beberapa teman tak mau waktu terbuang begitu saja. Kami ambil sepeda dan mulai menggowesnya. Mulai kami susuri setiap sisi sepanjang Pulau Tidung. Sesekali kami bersinggungan dengan para pesepeda yang lain yang juga mengelilingi pulau ini.
Ternyata selama mengelilingi pulau dengan menyusuri garis pantai yang mengelilinginya, ada beberapa spot tersembunyi yang jauh dari keramaian namun spot itu tidak kalah indahnya. Ada beberapa saung yang disediakan disitu, entah itu milik pribadi atau umum, kami berhenti sejenak dan berleha di selasar saung itu. Pandangan ke laut lepas dengan warna gradasi biru, indah dan masih mengagumi ciptaan tuhan itu.
Kami kembali ke penginapan tepat waktu. Teman-teman lain sudah siap menenteng ransel masing-masing. Guide kami sudah menjemput dan kapal juga segera berangkat. Kami ke dermaga, ucapan terima kasih kepada guide dan selamat tinggal kepada alam indah Kepulauan Seribu. Mungkin kata yang tepat bukan selamat tinggal tapi sampai berjumpa kembali. Saya ingin kembali ke sana, alam indah ini tak cukup dinikmati sekali saja. Masih butuh waktu untuk menyusuri pulau-pulau lain di Kepulauan Seribu yang mungkin jauh lebih indah lagi. Saya akan kembali.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog kerjasama DKI Jakarta dengan VIVA.co.id
CeraProduction.com atau percetakan Cera merupakan perusahaan percetakan dan merchandise yang didirikan oleh tenaga-tenaga professional yang sudah ahli di bidang mediadan periklanan. CeraProduction.com memberikan pelayanan yang maksimal kepada semua klien. Riset dan inovasi menjadi dasar CeraProduction.com untuk selalu berkembang dan memberikan pelayanan serta memberikan solusi terbaik dalam memenuhi kebutuhan klien. Selain riset dan inovasi, CeraProduction.com selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dengan penambahan mesin-mesin percetakan dengan teknologi tinggi dan mengikuti perkembangan teknologi dunia percetakan.
Tekad yang mulia untuk terus meningkatkan kualitas memberikan hasil yang gemilang bagi CeraProduction.com dengan banyaknya klien yang memberikan kepercayaan kepada CeraProduction.com. Deretan klien bahkan datang dari berbagai perusahaan besar dan tersebar di seantero Indonesia. Perusahaan-perusahaan yang memberikan kepercayaan kepada CeraProduction.com seperti Bank BRI, Bank BTPN, Bank Syariah Mandiri, PT.Kaltim Prima Coal, PT Inti Duta Surya Batam, PT,Hexagon Batam, Body And Soul Indonesia dan lain-lain.
Dengan berkantor pusat di Yogyakarta, pelayanan dengan perbedaan jarak dan daerah dengan klien tidak menjadi penghalang bagi CeraProduction.com untuk terus mengembangkan sayapnya menembus klien-klien dengan skala besar. Hal ini karena profesionalitas dan keterbukaan informasi yang dijunjung tinggi. Menjaga hubungan baik dengan klien dan selalu berusaha memberikan yang terbaik menjadi langkah pasti bagi CeraProduction.com untuk terus melakukan ekspansi.
Dengan fasilitas harga murah dan kompetitif serta kualitas yang terjaga, CeraProduction.com memberikan pilihan produk yang menarik bagi klien yang hendak memesan produk. CeraProduction.com menyediakan produk offset seperti company profile, kalender meja, kalender dinding, brosur, poster, paper bag, buku tahunan, amplop. Selain itu, CeraProduction.com juga menyediakan produk merchandise yang bisa dijadikan souvenir perusahaan seperti mug, ballpoint, payung, ID card, gantungan kunci, buku agenda, topi, jam dinding, jam meja, pin promosi, balon printing, tas furing dan lain-lain.
Produk-produk ini tersedia dengan berbagai pilihan dengan harga yang murah dan terjangkau. Seperti pemesanan cetak kalender dinding 2014, CeraProduction.com sudah menyediakan paket-paket kalender 2014 untuk membantu para klien yang belum memiliki acuan apapun mengenai kalender dinding yang hendak dipesan. Demikian juga, bila klien sudah memiliki spesifikasi tersendiri maka bisa langsung berkonsultasi dengan pihak CeraProduction.com. Bentuk-bentuk paket kalender 2014 kalender dinding yang diinginkan ditentukan dari apakah secara bulanan, dwiwulan atau triwulan, ukuran, cover,color dan art paper beserta harga paket pemesanan untuk berapa eksemplar. Semakin banyak jumlah eksemplar yang dipesan maka harga akan semakin murah.
Selain kalender dinding, CeraProduction.com juga menyediakan kalender meja 2014 yang juga tersedia dengan berbagai paket yang menarik sesuai dengan kebutuhan dan selera klien. Paket-paket yang disediakan sangat membantu klien dalam menentukan pilihan dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Kesuksesan cetak kalender murah di tahun 2013, membuktikan pelayanan yang maksimal dari CeraProduction.com yang mampu memberikan kepuasan bagi klien. Dan kini CeraProduction.com tidak berhenti disitu saja, CeraProduction.com kembali meluncurkan paket-paket cetak kalender murah untuk cetak kalender 2014 dengan harga terjangkau dan ekonomis.
Tentunya konsumen ingin mendapatkan percetakan yang memberikan layanan cetak kalender murah. Dan CeraProduction.com merupakan jawabannya. Kualitas yang terbaik namun harga tetap murah dan kompetitif menjadikan CeraProduction.com percetakan pilihan bagi banyak perusahaan. Bagaimana suatu produk dikemas elegan namun harga tetap terjaga tanpa memberatkan klien memberikan kenyamanan tersendiri bagi klien dan para calon klien yang menggandeng CeraProduction.com.
Bila ingin melakukan pemesanan kalender murah 2014 di percetakan Cera caranya sangat mudah. Klien boleh melakukan pemesanan dengan mengirimkan email ke [email protected] atau mengisi formulir yang ada di website www.CeraProduction.com atau bisa langsung menghubungi marketing percetakan Cera untuk sekalian nego harga di line telepon 0274-8285208 / 8255152.
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Review CeraProduction.com
Masih terekam jelas kenangan masa kecil yang bahagia di benak saya. Kenangan itu begitu melekat kuat di ingatan saya walau sudah puluhan tahun berlalu. Ingatan itu tersusun apik di sela-sela memori ingatan saya mengenang masa lalu ketika bertemu dengan sahabat-sahabat lama.
Masa kecil saya habiskan di tanah yang subur dan sejuk di bawah kaki gunung Sibayak, Sumatera Utara. Berasal dari desa yang kaya akan budaya dan kearifan lokalnya, saya merasa sangat bersyukur. Dulu, handphone atau gadget tidak sepopuler sekarang, bahkan sangat jarang anak-anak yang menyentuh handphone bahkan melihatnya pun belum pernah.
Tanpa gadget tidak mengurangi keceriaan kami. Bahkan setiap waktu gelak tawa dan senda gurau yang terdengar. Mengingat itu, saya juga bersyukur masih bisa merasakan bermain ceria dengan anak-anak seusia saya saat itu.
Permainan yang kami mainkan sangat beragam. Saya memang tidak tahu darimana asal muasal permainan itu. Siapa yang menciptakan permainan yang begitu mengumpulkan rasa bahagia anak-anak, saya tak pernah ingin tahu juga saat itu. Permainan itu begitu mengalir dan mendarah daging dibenak setiap anak di desa. Saat itu saya masih duduk di sekolah dasar. Masa yang sangat indah memainkan beragam permainan.
Salah satunya permainan dengan menggunakan karet gelang. Permainan menggunakan karet gelang ini pun beragam. Karet gelang disambung-sambung menjali tali yang panjang dan kuat, dan akhirnya kami bermain lompat tali. Kami membentuk dua kubu yang saling berlawanan. Dalam penentuan siapa yang jaga dan siapa yang main, maka biasanya kami melempar koin mengarah ke langit biru dan melihat sisi mana yang terlihat setelah kembali ke dasar bumi.
Horeee.. tim saya yang mendapat giliran pertama untuk main. Tim lain bersiap menunjuk dua orang yang bertugas untuk memutar tali. Tali mulai diputar dan siap-siap masuk ke putaran tali tersebut. Satu orang sudah masuk dan mulai melompat mengikuti putaran tali. Satu persatu harus masuk sampai selesai hitungan target misalkan sampai hitungan ke 50 maka yang pertama keluar dari putaran tali dan yang lainnya melanjutkan sampai selesai hitungan. Bila tidak sampai hitungan ke 50 sudah menyerah atau kaki mengenai tali maka dinyatakan kalah dan tim akan berganti.
Selain itu, model permainan lompat tali yang lain ada juga. Masih membentuk dua tim. Tim yang jaga akan menunjuk dua orang yang paling tinggi di tim nya untuk memegang tali. Kali ini tali tidak diputar. Tapi tali ditarik oleh dua orang tersebut, selanjutnya secara bertahap tim yang main akan melompati tali mulai dari tahap tali diletakin di mata kaki yang jaga, selanjutnya di lutut, di pinggang, di dada, di bahu, di telinga, di kepala dan paling tinggi tali diangkat oleh tangan tinggi setinggi-tingginya dan tim yang main harus bisa melewati tali yang tinggi tersebut. Khusus untuk tahap tali diangkat oleh tangan setinggi-tingginya ini, tim yang main melewatinya dengan cara jungkir balik. Jarang yang bisa melewati tahap akhir ini, apalagi petugas yang jaga tinggi badannya memang lebih tinggi dari yang main. Jika tidak bisa melewati tahap ini yeah.. harus pasrah untuk bertukar posisi menjadi tim yang jaga. ^^
Bermain itu sangat menyenangkan. Hari berganti tak terasa karena beragamnya permainan yang mengisi hari-hari saya waktu itu. Ada saja yang kami lakukan, jam istirahat adalah waktu yang ditunggu-tunggu, apalagi sebelum jam pelajaran dimulai saja kami sudah sepakat dan membentuk tim untuk berlaga saat jam istirahat.
Lonceng sekolah berbunyi semua pasti bersorak dan bergegas ke lapangan rumput depan sekolah. Dua tim yang terbentuk langsung mengambil lapak yang paling landai, rumputnya yang paling tebal sehingga bila terjatuh ketika melompat tidak luka parah dan tidak sakit. Kami berebut tempat yang strategis dengan kelompok lain yang juga ingin bermain.
Kami harus mengalah dengan kakak kelas yang menganggarkan keseniorannya dalam perebutan lapak. Yeahh.. yang kecil harus mengalah.. walaupun demikian tidak mengurangi keceriaan kami saat itu. Hal itu bukan masalah besar yang perlu dipikirkan. Yang menjadi fokus adalah bagaimana untuk menang. Imbalannya kali ini adalah siapa yang menang akan digendong oleh tim yang kalah, hahaha.. menarik sekali,bukan? Setidaknya kami berharap tidak menggendong tim yang menang keliling lapangan.. hahaha..
Hari-hari itu membekas sampai sekarang, selain lompat tali masih banyak sekali permainan yang kami lakukan. Seperti main engklek, congklak, patuk lele, tepok gambar, petak umpet saat menanti senja, lempar batu, main kelereng, pecah piring, balap karung, ular naga sampai permainan-permainan yang saya sudah lupa namanya sama sekali namun cara bermainnya pastinya masih teringat dan melekat di ingatan.
Sayangnya, semua permainan itu semakin memudar tergerus waktu. Banyak sekali anak-anak sekarang sudah tak mengenal permainan yang popular di seluruh pelosok negeri saat itu. Permainan itu tergerus oleh perkembangan teknologi yang semakin merenggut kepopulerannya di kalangan anak-anak.
Permainan tradisional ini merupakan salah satu elemen yang memberikan daya tarik tersendiri bagi Indonesia. Memperkenalkan permainan tradisional Indonesia ke seluruh penjuru merupakan tugas kita para anak bangsa yang bangga akan hasil daya kreativitas tradisi. Dengan memupuk keberadaan permainan tradisional Indonesia akan menjadi salah satu menjaga dan meningkatkan daya minat para pejalan menikmati Indonesia.
Sepedaku Melaju!
Cobalah berkunjung ke Kota Tua, Jakarta…
Selain menyuguhkan bangunan Jakarta Tempo Doeloe, banyak sepeda ontel yang lalu lalang, lengkap dengan topi ala konglomerat Belanda kala itu. Menikmati senja di kota tua sambil mengayuh sepeda keliling kawasan kota tua menjadi salah satu tempat favorit para pengunjung. Ada nikmat tersendiri yang saya rasakan ketika melewatkan suatu senja saat itu di tempat ini. ^^
Foto ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde 24:Sepeda
Ayam, Nasibmu Kini..
Sepanjangn perjalanan menyusuri jalanan ke Baduy Dalam, tampak dikejauhan beberapa orang Baduy berjalan cepat dan beriringan dengan memanggul barang di sisi kanan dan kiri kayu yang dijadikan penyangga. Semakin dekat mereka sangat cepat menikung langkah kami yang lamban, dan semakin jelas saya melihat ternyata beberapa ekor ayam yang dipanggulnya. Kata mereka akan ada acara pernikahan di Baduy Dalam, dan ayam itu untuk pesta pernikahan tersebut. Saya memang tidak menanyakan akan diapakan ayam-ayam itu, yang terlintas di benak saya hanyalah kemungkinan besar siy ayam-ayam itu akan disembelih sebagai menu pesta pernikahan. hihihi..
Foto ini diikutsertakan dalam Turnamen Foto Perjalanan Ronde 23.
Berawal dari program berita di SCTV yang menamakan programnya sebagai Liputan6. Program ini serius memberikan sajian nikmat bagi yang lapar dan haus akan Berita Terkini, dan Berita Terbaru. Maka setiap harinya, redaksi Liputan6 selalu berusaha untuk menyajikan Berita Hari Ini untuk memberikan makanan segar bagi setiap pendengarnya. Sajian yang simpel, sederhana namun padat akan informasi selalu ditunggu para pemirsa demikian pula saya.
Seiring waktu dan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang dan tentunya Liputan6 juga ikut berkembang melebarkan sayapnya mengikuti kemajuan teknologi tersebut untuk semakin gencar memberikan fasilitas bagi para penikmatnya. Maka untuk mempermudah dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada para penikmat berita, maka dikembangkan pula berita terkini Liputan6.com.
Adanya berita terkini Liputan6.com semakin memfasilitasi masyarakat untuk mendapatkan berita yang aktual, tajam dan terpercaya. Portal berita online ini memberikan sajian lengkap di situsnya mulai dari News, Bisnis, Bola, Showbiz, Tekno, Health. Selain itu, Liputan6.com juga memberikan kesempatan kepada setiap pembaca untuk berpartisipasi dalam bentuk tulisan dan menuangkan pikiran melalui site citizen6. Liputan6.com kini semakin konsisten memberikan Berita Terkini, Berita Terbaru dan selalu ada Berita Hari Ini.
Rangkaian kata disetiap artikel berita yang disajikan selalu mengedepankan unsur aktual, tajam dan terpercaya. Hal ini membuat para pembacanya semakin dimanjakan karena dibalik kesederhaan setiap kata itu selalu ada makna yang tajam dan tepat arti. Bagian terpenting juga adalah setiap kata yang disampaikan sangat komunikatif dan mudah dicerna.
Ketika membuka portal berita terkini Liputan6.com, kita akan langsung diserbu dengan Berita Terbaru dan Berita Hari Ini yang membuat kita tidak akan sabar untuk melahap setiap suguhan beritanya. Berita terkini Liputan6.com juga bisa dinikmati dimana saja dan kapan saja, sehingga walaupun semakin tinggi mobilitas masyarakat tidak mengurangi aktualisasi diri mengenai informasi yang terkini dan terbaru.
Maka sudah sangat selayaknya Liputan6.com menyokong slogan aktual, tajam dan terpercaya dengan sajian menarik melalui berita terkini Liputan6.com.
Artikel ini diikutsertakan dalam Lomba Review #KlikLiputan6
Ancol sudah berdiri sejak tahun 1966 yang ditujukan sebagai kawasan wisata terpadu oleh Pemerintah DKI Jakarta. Kawasan ini kini tak pernah sepi pengunjung dan menjadi tempat pertemuan ribuan masyarakat baik dari dalam atau luar kota Jakarta. Hal ini menjadikan Ancol salah satu icon wisata favorit di Jakarta. Kenapa tidak, banyak orang tidak hanya sekali datang tapi berulang-ulang, bahkan orang yang datang pertama kali akan langsung jatuh cinta untuk menikmati fasilitas yang disediakan.
Sungguh tak bosan, beragam arena wisata ataupun hanya sekedar bersantai dan bermain air di pantai utara Jakarta ini, masyarakat berbondong-bondong datang ke Ancol, setiap hari selalu diramaikan apalagi waktu akhir pekan datang, Ancol ramee dan padaat…
Bagi saya, selalu ada saja alasan untuk kembali ke Ancol, apakah menikmati wahana di dufan, atau berenang atau hanya sekedar olahraga di sekitar pantai Ancol bahkan pernah sampai curhat-curhatan dengan beberapa teman di dermaga Ancol, begadang sampai pagi… hahaa.. itu memang gila!
**
Pertama kali ke Ancol ketika saya masih kuliah di Bandung.
Bersama empat orang teman saya Nina, Nisa, Mia, Indah, kami akhirnya mengatur itinerary perjalanan yang murah meriah dan tujuan utama adalah Ancol. Berangkat dari Bandung naik kereta ekonomi menuju Bekasi (rumah Indah). Setibanya di rumah Indah langsung disambut makanan enak buatan mama Indah, yummy… (mama Indah memang jagonya bikin makanan enak, cocok buka usaha makanan :D)
Malam berlalu dan pagi pun datang, semua pada cepat bangun, tidak sabar cepat-cepat sampai di Ancol dan main sepuasnya. Tadi malam mama Indah sudah pesan taksi untuk jemput dan mengantarkan kami pagi ini. Taksi sudah menunggu di pintu gerbang dan kita pun bergegas. Berhubung kami berlima dan berenam dengan si Mbak taksi (drivernya cewe juga J ) dan boleh dibilang badan kami ga ramping-ramping amat, jadi terpaksa kita harus pintar mengatur posisi duduk supaya semua dapat ditampung taksi. Dan terpilihlah Indah duduk di depan disebelah Mbak taksi. (posisi duduk di depan berdasarkan ukuran tubuh hihih 😛 )
Taksi melaju, kami tak bisa diam barang sejenak di dalam taksi, obrolan sudah sampai kesana kesini, tertawa pun tak bisa dikontrol, mbak taksi hanya bisa pasrah mendapat penumpang seperti kami haha.. Mulai masuk daerah Jakarta, eh iya saat itu lagi musim hujan dan Jakarta lagi disibukkan dengan banjir dimana-mana. Dari atas fly over yang kami lewati, kami bisa menyaksikan mobil-mobil yang berjuang melewati daerah banjir. Saat itu kami hanya bisa berharap mudah-mudahan Ancolnya ga ikutan banjir dan cuaca ga hujan.
Kurang lebih satu jam kami tiba di loket masuk Ancol, beli tiket dan langsung ke dufan.. Kami memang sangat beruntung saat itu, cuaca cerah, dapat tiket diskon karena menggunakan debit BNI pada saat itu, weekdays sehingga bayangan ngantri sana sini jauh-jauh dari kami. Ini baru liburaaan yihaa…
Karena dekat gerbang masuk maka wahana yang pertama kami coba adalah cora-cora… padahal kata orang-orang seharusnya cora-cora belakangan saja karena walaupun kelihatan gampang dan ‘cuma gitu doang’ tapi kalau sudah dinaiki pas turun kaki lemes dan gemetar.
Ketika kami naik dan memilih duduk dipaling pojok which is terbangnya akan lebih tinggi dibandingkan duduk di tengah kapalnya, kapal mudah bergerak dan mengayun, uuuugghh… dan bener saja, jantung rasanya seperti sudah berhenti berdetak dan ngap-ngapan bernafas susah, pegangan erat-erat dan teriaakk.. waaaaaaaaa….
Awalnya saya kapok menaiki wahana yang lain, dalam pikiran saya, ini gilaa, bukan refreshing malah nambah penyakit. Satu lagi yang bikin saya trauma, wahana tornado. Uhugh.. mata saya pejamkan dan pegang erat-erat alat yang mengapit tubuh saya,sungguh ini akan membuat saya mati lemas, sampai mual saya turun dari wahana tornado. Tapi teman saya ketagihan, berhubung tidak ada antrian, jadi sesuka hati naik mau berapa kali, kali ini keempat teman saya menarik tangan saya sampai menyeret saya untuk naik tornado sekali lagi, ampun deh.. perlawanan sempat saya lancarkan, tapi apa daya mereka berempat menarik saya, dan saya pun tak kuasa #halah.. hahaa
Ceritanya sekalian difoto bareng nanti waktu naik tornadonya, memang disini juga ada jasa untuk memfoto ketika kita naik tornado, yeah.. hitung-hitung sebagai kenang-kenangan dari dufan hahaa..
Akhirnya saya mengalah dan ngikut teman naik tornado sekali lagi, sambil menarik nafas, sebelum tornadonya bergerak dan mengangkat kita, Indah sempat bilang kalau naik wahana pasrahkan tubuh kita ke alatnya, aman kok, jangan tegang dan jangan tutup mata. Ok ok, saya akan coba, saya berkata dalam hati…
Badan mulai terangkat makin tinggi dan tinggi lagi, petugasnya mulai memainkan sesuka hati, memutar-mutar, memiringkan, diputar-putar lagi.. Saya mulai rileks dan tidak terlalu berpegangan pada alat, mata saya buka, mulai melihat ketinggian dan badan saya diputar-putar, saya sungguh pasrah ke alatnya dan percaya saya aman didalamnya.
Dan ajaib, tak ada mual, tak ada kaki yang bergetar, tak ada ketakutan yang luar biasa, yang ada hanya teriakan bahagia, baru ini saya menikmati wahana ini, bukan lagi teriakan ketakutan tapi teriakan seru-seruan, dan teman-teman sampai tak percaya ketika petugasnya bertanya “lagi? Lagi?” Dan saya berseru “lagiiiii…”
Mia sempat meyakinkan saya, “Serius Rik, mau lagi?” saya mengangguk.. jreng jrengg… akhirnya kami serempak bilang “lagiiiii…” percaya tak percaya, akhirnya kami menaiki tornado tujuh kali putaran.. hahahaa… ketika turun, malah asyik dan ringan rasanya, ploong banget setelah beberapa lama teriak-teriak.. hihihihi…
Sebisa mungkin semua wahana kami naiki, tapi nyali saya masih tidak terlalu kuat untuk menaiki kincir angin, hahaha… jujur, ntah kenapa saya langsung ciut melihat orang-orang yang lagi diputar-putar diatas sana. Pengalaman pertama yang sangat berkesan. 😀
**
Ketika Ibu saya ke Jakarta, saya juga mengajak beliau ke dufan, tapi setelah menaiki cora-cora beliau menyerah karena ketakutan, hihihi… Akhirnya, beliau hanya mau menaiki wahana yang tidak bikin jantung berhenti berdetak seperti arum jeram. sayangnya kami kesana ketika weekend dan dufan ramai bukan main, sampai waktu habis di antrian ke satu wahana, alhasil hanya sedikit wahana yang bisa kami nikmati. Beliau takjub dan katanya “kok bisa ya pada berani naik wahana-wahana ekstrim ini, sangat menguji nyali”.
Selain dufan, banyak tempat rekreasi yang disediakan Ancol, seperti berenang seru di Atlantis sambil menikmati kolam ombak, kolam apung dan kolam jeram. Ada Ocean dream samudra dengan underwater show nya dan banyak lagi yang menarik dan seru.
**
Selain bermain di dufan, selalu saja ada alasan untuk ke Ancol. Pernah, suatu waktu hanya sekedar lari pagi, saya bersama teman-teman bela-belain ke Ancol dan lari santai disekitar pantai Ancol, ternyata rame juga orang bersantai dan berolahraga disini. Suasana memang menyenangkan dengan hembusan angin pantai yang melegakan.
Ancol memang selalu ramai tak kenal waktu, sampai ketika kami memutuskan singgah sebentar di Ancol setelah mengikuti kegiatan di suatu tempat (padahal tempatnya jauh dari Ancol tapi diusahakan singgah 😀 ) dan waktu sudah menunjukkan sekitar pukul sebelas malam. Dan ternyata oh ternyata, bukannya sepi tapi malah ramai banget keluarga-keluarga yang bersantai ria sambil menggelar tikar di tepi pantai, lengkap dengan perlengkapan makanannya serasa piknik di tengah malam.. hahaha..
Dan lagi, banyak anak-anak yang berenang di pantai Ancol, oh My, ini sudah pukul sebelas malam tapi suasananya kok seperti lagi sore hari, hahaha… saya tak habis pikir melihat pemandangan ini.. Katanya siy, biasanya mereka bersantai ria sampai agak tengah malam sampai tertidur ditepi pantai diterangi cahaya sang rembulan malam. Suasananya romantis yag, hahaa..
Dan hal gila juga pernah saya lakoni dengan beberapa teman, begadang di dermaga Ancol sambil curhat dari hati ke hati, tak terbayangkan hembusan angin pantai sampai menusuk tulang dan kami tak bergeming, sempat di tengah malam nan syahdu itu hujan rintik-rintik turut meramaikan, bukannya pulang kami malah mencari tempat untuk berteduh dan melanjutkan curhatan dari hati ke hati. Kami baru menyadari sudah satu malam kami duduk membentuk lingkaran kecil di tepi pantai itu ketika surya pagi mulai menampakkan sinarnya.. Jam enam pagi, mata mulai tak karuan dan beranjak pulang.
Ancol memang sangat cocok untuk melepaskan penat, berlibur bersama teman-teman, bersama kekasih dan bersama keluarga. Saya yakin kamu ingin merasakan pengalaman seru dan menarik bersama Ancol. Selamat berlibur!
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog dengan tema “Pengalaman Seru dan Menarik bersama Ancol” yang diselenggarakan oleh Kompasiana dan Ancol.
Ketika saya kembali ke kampong halaman, perjalanan dari Medan ke rumah melewati daerah Berastagi. Setelah masuk ke kawasan Kabupaten Karo, jauh disana tampak seperti menara yang tinggi menjulang berwarna keemasan. Saya penasaran, karna tampak dari kejauhan bangunan itu sangat megah dan seingat saya sebelumnya bangunan itu belum ada.
Setelah bertanya ke adik, ternyata bangunan itu Taman Alam Lumbini. Mulai dikelola dan dibuka untuk umum sejak tahun 2010. Pantas saja, selama saya tinggal di Medan, saya belum pernah melihat bangunan tersebut.
Di area Taman Alam Lumbini ini terdapat pagoda indah nan megah yang merupakan replika pagoda shwedagon yang di Myanmar. Pagoda ini dibangun sebagai tempat sembahyang bagi umat Buddha. Namun tidak hanya umat Buddha yang berkunjung ke taman ini, semua orang dari kalangan juga bebas masuk ke kawasan taman dengan syarat harus mengisi buku tamu, melepas alas kaki dan tidak boleh makan dan minum di sekitar area taman. Syarat ini sangat wajar mengingat kawasan ini memang tempat untuk beribadah sehingga para pengunjung sudah sepantasnya menghormati peraturan yang ada.
Replika pagoda yang tertinggi di Indonesia ini, sering sekali dipadati para pengunjung terutama di hari libur. Ketika saya kesana, kebetulan sekali ada persiapan untuk melakukan ibadah atau acara (saya lupa acara apa) sehingga pengunjung tidak diperbolehkan masuk ke dalam pagoda. Para pengunjung hanya bisa menikmati keindahan arsitektur pagoda dari luar dan mengelilingi seputar Taman Alam Lumbini.
Ada sedikit rasa kecewa karena tidak bisa berkeliling sampai ke dalam pagoda, tapi bagaimana pun kita harus menghormati peraturan yang ada, dan kami pun berkeliling sambil berfoto di spot-spot yang menarik untuk mengabadikan momen itu.
Hujan rintik mulai semakin deras, namun pengunjung masih enggan pulang dan meninggalkan kawasan taman, sebagian besar masih berkeliling menggunakan paying, sebagian lagi berteduh di saung yang ada. Sampai hujan pun mengguyur kota Berastagi, Pagoda masih belum sepi pengunjung.
Kemunculan Taman Alam Lumbini menjadi salah satu objek wisata religi yang dimiliki kota Berastagi disamping suguhan alam pegunungan yang sejuk.
Museum Bank Indonesia
Sebenarnya tujuan awalnya bukan ke museum Bank Indonesia, namun setelah melewati gedung museum kami tertarik untuk masuk dan memutar arah masuk gedung. Museum ini terletak di Kota Tua, Jakarta Pusat. Masuk ke museum ternyata gratis dan ketika kami mulai memasuki lobi, ternyata bersamaan dengan kami masuk juga serombongan siswa yang masih imut-imut berbaris memasuki setiap ruangan.
Kami mulai menyusuri setiap ruang yang ada di gedung museum. Kami juga harus mengalah dan mendahulukan sederetan anak TK yang juga berkunjung ke museum ini, mereka berjalan beriringan membentuk seperti ular yang panjang, lucu sekali mereka…
Di dalam museum, ada juga pemutaran video sejarah keuangan Indonesia yang dapat kita nikmati, yeaah, seperti layaknya menonton bioskop saja.
Gedung Bank Indonesia ini ternyata luas sekali dan terawat dengan baik, sehingga kami merasa nyaman selama berada di dalam. Selain itu, ada permainan lampu di setiap ruangan sehingga tampilan setiap ruangan selalu menarik dan tak lepas dari berbagai ilmu mengenai sejarah keuangan, bank dan mata uang. Koleksi yang ada di museum juga sangat banyak dan lengkap.
Berkunjung ke museum di akhir pekan dengan membawa buah hati memang pilihan yang sangat bagus dan bermanfaat, dimana kita dapat mengenal sejarah dan juga menambah ilmu dan aktualisasi diri.
Ayoo ke museum !!