Categories
Travelling

Dataran Tinggi Dieng

Awal Maret 2013 yang lalu saya dan Debo ikut Anu menghabiskan masa liburan di desa Purworejo kecamatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Misi kami saat itu tentu saja tidak hanya ingin berdiam diri di desa nan asri itu. Tentu sudah tersohor ke penjuru negeri mengenai wisata alam Dataran Tinggi Dieng yang merupakan salah satu masuk dalam program Visit Jateng.

Kami berangkat jumat malam menggunakan bus pahala dari grogol. Di tiket siy jadwal keberangkatan pkl. 18.00 tapi entah kenapa yaah mungkin macet karena memang saat itu long weekend dan kemacetan terjadi dimana-mana, maka kami baru berangkat pkl. 21.00.

Sepanjang perjalanan kami banyak ngobrol dan tidur karena kecapekan, tidur dengan pulas sampai tak terasa ternyata bus berhenti di pertengahan jalan, itu sekitar pkl 01.00 dini hari, kami berhenti ternyata untuk makan, sudah disediakan makan prasmanan seadanya. Takut perut kosong dan masuk angin, kami makan secukupnya. Setelah istirahat sebentar, perjalanan dilanjutkan kembali.

Sungguh sepanjang perjalanan memang bener-bener macet dan ramai kendaraan sehingga perjalanan agak lama. Kami menikmati sunrise di balik gunung nan jauh disana. Sangat elok dan cantik dengan sinar mentari yang perlahan meninggi. Hari sudah berganti dan kami masih di jalan.

Pkl. 90.30 akhirnya kami tiba di Purworejo dan langsung ke rumah kakaknya Anu. Ternyata desa ini desa yang indah dengan hamparan sawah yang luas sejauh mana memandang. Indah sekali dengan sawah yang bertingkat dan susunan rumah yang rapi.

Kami beristirahat sejenak dan langsung berangkat ke Dieng. Perjalanan yang di tempuh ternyata hampir sekitar 1,5 jam dengan hujan rintik-rintik. Awalnya saya khawatir liburan akan kurang mengasyikkan dengan hujan yang melanda, namun ternyata di sekitar Dataran Dieng ini memang sering rintik-rintik namun hanya begitu saja tidak sampai hujan deras.

desa yang selalu diselimuti kabut

Mulai memasuki kawasan berbukit, saya sempat tercengang, pemandangan yang sangat indah. Suasana pedesaan sangat terasa dengan hamparan perladangan yang disusun rapi sekali sampai ke puncak bukit. Semua bukit sampai dibabat habis dengan tanaman yang beraneka jenis. Dan ini sangat menakjubkan. Sepanjang perjalanan pemandangan ini akan menjadi suguhan yang istimewa sebelum mencapai kawasan kawah dan objek wisata lainnya.

Objek yang pertama kami datangi adalah sumur jalatunda. Untuk masuk kawasan sumur jalatunda harus beli tiket seharga 5ribu rupiah per orang. Menuju sumur jalatunda kami menaiki tangga yang lumayan tinggi dan sesampainya diatas, kami menemukan dua orang warga lokal yang siap dengan batu-batu kecilnya.. dan ternyata mereka memang penjual batu-batu kecil.. hehe..

Sumur Jalatunda

Jadi, mitosnya dan kepercayaan masyarakat disini, kalau cewek melempar batu kecil itu mencapai tengah sumur maka permohonannya akan terkabul. Kalau untuk cowok lebih jauh lagi, sampai pojok sumur sampai ke bunga warna ungu di bawah sana..

Satu batu dibandrol 500 rupiah, awalnya saya pikir gampang, tapi ternyata setelah beberapa kali dicoba tetap gagal mencapai tepat di tengah subur jalatunda, hahaa.. yaah, percaya tidak percaya inilah keyakinan masyarakat disini.

Tidak banyak yang kami lakukan di tempat itu, kami pergi ke spot selanjutnya. Bagi yang ingin ke Dataran Tinggi Dieng ini, sangat disarankan membawa atau menyewa motor atau mobil karena jarak dari  satu objek ke objek yang lain lumayan jauh.

kawah sileri

Akhirnya kami sampai di kawah sileri. Kawah ini dikelilingi perladangan warga, jadi ketika kami mendekati kawah ini ya melewati ladang, tapi sudah dibuatkan jalan sehingga tidak mengganggu tanaman warga. Kawah ini sedang surut jadi dipinggirannya kering.

Selanjutnya kami menuju komplek candi arjuna dan kawah sikidang. Gerbang masuknya satu dan tiket masuk 35ribu rupiah per orang.

komplek candi arjuna

Di sekitar komplek candi arjuna, ada juga candi-candi lain disekitarnya, tapi saya lupa nama-nama candinya hehee.. kawasan ini luas dan membuat mata bebas memandang. Enak sekali untuk bersantai di sekitar rerumputan yang hijau dipinggiran candi.

candi

Ketika kami ke kawah sikidang, saya tidak menyangka kawah ini luas dan mengeluarkan asap dan aroma belerang yang sangat menyengat. Airnya mendidih dan mengeluarkan suara gemuruh. Tidak diperbolehkan berlama-lama di kawah ini, lagi pula tidak akan tahan juga berlama-lama karena bau belerang yang tak terkendali, hahaha..

kawah sikidang

Sebelum melanjutkan perjalanan, kami sempat menikmati manisan carica yang merupakan makanan khas Dieng. Pohon dan buah carica mirip sekali dengan pohon pepaya, cuma buah carica jauh lebih kecil dari buah pepaya. Rasa manisan carica sangat khas dan segar, baru kali itu saya mencobanya.

Selanjutnya kami menuju telaga warna, namun hari sudah mulai sore dan agak mendung. Tiket masuk seharusnya 7ribu rupiah per orang, namun kami dikasi diskon jadi 15ribu rupiah saja bertiga. Karena sudah sore, kami tidak naik ke atas bukit utara telaga untuk menikmati cantiknya telaga warna bersanding dengan telaga pengilon.

telaga warna

Kami berjalan disekeliling telaga warna sambil mendengarkan cerita dari seorang guide yang bersedia menemani kami. Di sekitar telaga ini juga terdapat beberapa gua yang katanya masih berhawa mistis, dan itu sangat terasa ketika melewati sekitarnya.

Setelah puas berkeliling, kami memutuskan kembali ke Purworejo melalui Wonosobo. Mobil melaju kencang menuruni perbukitan yang berkelok. Dan ketika masih diatas kami bisa melihat awan kabut yang sudah menyelimuti perkampungan dibawahnya, serasa berada diatas awan.. haha…

Categories
Travelling

Kepulauan Karimun Jawa

Keinginan untuk mampir menikmati sensasi bawah laut kepulauan karimun seperti yang banyak orang ceritakan dan foto-foto mereka yang sudah kesana sangat bagus membuat iri saya dan teman saya. Maka kita sudah merencanakan berangkat tanggal 14 Maret 2013 dari Bandung. Awalnya pengen backpacker ria dengan modal mencari informasi sebanyak-banyaknya melalui artikel dan cerita orang-orang. Namun berhubung kami belum ada satu pun yang pernah kesana maka tidak ada bayangan jelas bagaimana pengurusan seperti tiket kapal, penginapan dan penyawaan alat snorkel.

Maka sekitar seminggu lebih sebelum berangkat kami memutuskan untuk mencari travel agen saja. Dan hal ini sudah pasti terkesan terburu-buru dan kurang perencanaan, kalau orang lain mungkin sudah memesan travel agen jauh-jauh hari sehingga tidak kesulitan.

Dan memang agak kesulitan bagi kami mencari travel agen karena sebagian besar travel agen bilang trip ke karimun sudah penuh. Dengan keyakinan yang pasti dan keinginan yang sudah tak terbendung lagi untuk segera menikmati indahnya surga bawah laut bumi karimun,  kami tetap berusaha mencari dan akhirnya menemukan travel agen yang sangat beruntung karena bersedia membantu kami untuk trip ke Karimun Jawa.. yiiihiii… semangat semakin memuncak mendekati hari H keberangkatan, maklum semua memang banci jalan-jalan. Hahaha..

Berhubung travel agen kami ini tidak menyediakan bus Bandung-Jepara PP alias meeting pointnya di pelabuhan Kartini Jepara, jadi kami harus mencari bus PP Bandung-Jepara.

Dari info yang saya terima, katanya kalau dari Bandung naik bus kramatdjati saja. Maka saya mulai browsing dan mendapat tiket kramatdjati diskon untuk rute Bandung-Jepara yang hari Kamis tanggal 14 Maret 2013. Yang semula seharga 95ribu rupiah per orang menjadi 72ribu per orang. Langsung lah saya pesan untuk 5 orang untuk keberangkatan saja dulu.

Dan ternyata oh ternyata, si agen bilang kalau kapal tidak jadi berangkat hari Jumat tanggal 15 Maret 2013 karena faktor cuaca, jreeeng… tiket bus nya kan sudah dibeli… huufftt.. mikir lagi niy kita..

Dan jadwal keberangkatan dari pelabuhan Jepara menjadi Sabtu, 16 Maret 2013. Kegalauan sempat terjadi, apakah kita tetap berangkat hari Kamis malam dan main dulu di Jepara menunggu hari Sabtu atau merelakan tiket bus yang sudah terlanjur dibeli.. hmmm…

Yang bertugas untuk menghubungi si agen kan Kak Rahma. Saya ga tau jurus apa yang dia bikin dan akhirnya agen mau antar-jemput kami Bandung-Jepara PP 100ribu per orang. Angin seger berhembus kembali dan kami langsung meng-iya-kan. Tawaran tak datang dua kali kawaaan. Haha..

Dan memang secara kebetulan,agen mau sekalian mengantar peralatan snorkel ke Karimun, timing nya memang pas banget.. ya gimana yaa, kami memang selalu dinaungi dewi keberuntungan.. hehehe

Jumat malam, 15 Maret 2013, kami berangkat meninggalkan Bandung menuju Jepara sekitar pkl 20.00. kami berlima cewek + satu driver alias agen kami tercinta (cowok) dengan mobil pribadinya. Peralatan snorkel yang bakal dia antar ke Karimun di mobil satu lagi yang nguntit kami dari belakang.

here we are (left-right : Rika, kak Bunga, Enjel, Kak Frida, Kak Rahma)
here we are (left-right : Rika, kak Bunga, Enjel, Kak Frida, Kak Rahma)

Aura excited sangat terasa, sepanjang malam kami lalui bersama tanpa adanya keheningan sejenak. Ada saja yang mau diceritakan menjadi bahan lolucon, menjadi ocehan humor sampai ngakak tak henti sampai wajah pegel dan perut keram karna tertawa berkepanjangan. Pada intinya, malam itu kami lalui dengan tertawa berkepanjangan. Hahaha

Malam semakin larut, karena kelelahan tertawa, satu persatu mulai terdiam dan terlelap. Hanya agen dan kak Rahma yang bertahan melek sampai tujuan.

Pagi mulai datang, dibalik kaca mobil yang terus melaju, saya dapat menikmati sunrise yang mulai muncul di balik rumah-rumah dan persawahan yang kami lalui. Indah dan berdecak kagum, karna sunrise kali ini indah banget walaupun masih diperjalanan.

Tiba di pelabuhan kartini di Jepara pkl.07.00 hari Sabtu, 16 Maret 2013. Berhubung kami akan menggunakan kapal express Bahari yang berangkat pkl. 11.00 jadi kami masih ada waktu untuk sarapan dan nongkrong.

Kapal Express Bahari di dermaga Kartini,Jepara
Kapal Express Bahari di dermaga Kartini,Jepara

Terlihat dari jauh kapal express Bahari mulai merapat ke dermaga, kami siap-siap untuk mengantri dan menggenggam tiket masing-masing. Kata mas agen siy, weekend begini sangat susah mendapatkan tiket express Bahari apalagi banyak calo yang bertebaran yang kemudian merusak harga yang harga seharusnya 84ribu rupiah bisa menjadi sekitar 100ribu rupiah. Itu juga susahnya kalau kita tidak memakai jasa agen, yang tujuan kita untuk bersantai ria menikmati liburan akan agak menguras waktu untuk mengurus masalah pencarian tiket, penginapan, nego kapal untuk hoping island dan lainnya. Karna kami memakai jasa agen, jadi perjalanan lebih santai tanpa memusingkan hal seperti itu. Hehe…

Perjalanan yang ditempuh menuju pulau Karimun menggunakan kapal express Bahari sekitar 2 jam, sangat jauh berbeda bila menggunakan kapal KM Muria (kapal ferry) yang menempuh waktu sekitar 6 jam dengan harga tiket 35ribu rupiah saja (sampe di Karimun bisa lumutan saking lamanya perjalanan)..

Kami tiba di dermaga karimun sekitar pukul 13.00, dijemput dan diantar menuju homestay. Sesampainya di homestay kami disambut pemilik rumah dengan ramah, makan siang juga sudah tersedia lengkap dengan minuman air kelapa pelepas dahaga.

Ternyata, tidak kami saja di homestay ini, ada rombongan bapak dan ibu dari Solo. Awalnya senyum-senyum saja, namun karena sepanjang waktu di Karimun kami bersama, jadinya kenalan satu sama lain.

Hari pertama kami di karimun, setelah makan siang kami asik bercengkrama, cerita terus berlanjut mungkin sudah menembus dunia antah berantah, mulai membersihkan badan dan istirahat.

Sekitar pkl. 17.00 kami bangun dan bergegas ke dermaga sebelum ketinggalan menikmati sunset di tepi dermaga Karimun. Dan beruntungnya, sunsetnya indah sekali. Kenarsisan mulai keluar, kamera sana sini mulai dikeluarkan dan berfoto mengabadikan sunset nan indah. Laut juga jadi sangat indah berkilat-kilat diterpa sinar matahari yang ingin kembali ke peraduannya.

sunset di dermaga Karimun
sunset di dermaga Karimun

Setelah makan malam, acara bebas sebebas kami bercerita yang ada saja yang bisa menjadi bahan tertawaan. Sampai sampai jam 23.00 kami masih ngakak di kamar, dan bapak pemilik rumah di ruang tamu kaget mendengar tertawaan kami yang tiba-tiba dan menguasai ruangan.. hehe, maap ya Pak, rumahnya jadi rame mulu sampe tengah malam.

Hari kedua kami di karimun, makan pagi 06.30, mulai siap-siap menuju dermaga dan menunggu guide mempersiapkan alat snorkel.

Sebelum naik kapal, jepreeett.. foto dulu..

Berdasarkan keadaan cuaca, guide membawa kami ke wilayah barat, katanya cuacanya lebih bagus. Dan kapal mulai meninggalkan dermaga. Sepanjang perjalanan kami menikmati alam indah yang terhampar luas, laut yang bersih dan pesisir yang cantik. Kelima gadis Bandung ini tak berhenti berfoto ria, bapak-bapak yang dari Solo hanya sebagian yang narsis, yang lainnya kebagian jadi tukang foto saja.. ehehehe

Pesisir karimun Jawa
Pesisir karimun Jawa

Kapal mulai berhenti dan guide mulai nyebur memastikan tempat yang bagus untuk snorkeling, dan tempat kami pertama snorkeling ini adalah pulau tengah. Dan tidak salah, sangat cantik alam bawah lautnya. Dan kami pun tidak lupa mengabadikan keindahan alam karimun itu.

snorkeling asik!
snorkeling asik!
usaha menggapai karang haha...
usaha menggapai karang haha…
indahnya bawah laut Karimun
indahnya bawah laut Karimun

Setelah asik snorkeling, kami merapat ke tepi pantai pulau Tengah dan menikmati suasana pantai dengan pasir putihnya yang bersih dan menawan sambil menunggu makan siang terhidang. Kali ini, kami menyantap ikan bakar khas Karimun. Cukup ramai juga yang makan siang di Pulau Tengah.

Pulau Tengah, Kepulauan Karimun
Pulau Tengah, Kepulauan Karimun
pantai yang jernih dengan pasir putihnya
pantai yang jernih dengan pasir putihnya

Selanjutnya kami berangkat ke Pulau Kecil untuk snorkeling kembali, dan tak kalah indahnya, kami sangat menikmati keindahan surga bawah laut itu.

Pulau Kecil, Kepulauan Karimun
Pulau Kecil, Kepulauan Karimun

Sebelum kembali ke homestay, kami mampir ke pulau Gosong, namun sayang, pulaunya terkena pasang sehingga air naik sampai sepaha. Nah, karena tak terlalu dalam dan bisa jalan saja maka ibu-ibu Solo berani turun dari kapal. Jadi mereka tidak ikut snorkeling, cuma berani turun di Pulau Gosong, hahaha.. rugi banget kaan..

pulau gosong yang sedang pasang
pulau gosong yang sedang pasang

Hari itu capek seharian snorkeling, dan yang sudah pasti adalah tubuh kami menjadi belang disengat sang mentari, haha..

Setelah mandi, malam itu kami menyempatkan ke toko souvenir yang tidak jauh dari homestay, bisa jalan kaki saja. Sebenarnya, souvenir disana tidak terlalu bagus dan sangat biasa, sehingga niat untuk membeli juga kurang, tidak ada yang istimewa, yang khas hanya karna tulisan karimun jawa nya saja, hehe..

yiipii... dapat bintang laut
yiipii… dapat bintang laut

Hari ketiga alias hari terakhir kami di karimun, pagi hari seperti hari sebelumnya kami bersiap kembali untuk melanjutkan snorkeling dan menuju penangkaran hiu. Cuaca di hari ketiga ini tidak terlalu terik seperti hari sebelumnya, lebih adem dan banyak awan putih yang melindungi kami dari sengatan matahari. Rombongan Bandung dan Solo semakin kompak, sepanjang perjalanan untuk snorkeling tembang lawas mulai berkumandang disela-sela angin sepoi dan debur ombak. Duet maut antara wong Solo dan wong Bandung seakan kembali ke era 90an bahkan 80an.. haaduuhh.. tua banget kan yaah.. haha

penangkaran hiu
penangkaran hiu

Kami tidak berani masuk berenang bersama hiu, karena di hari sebelumnya katanya ada yang cidera. Jadinya kami hanya melihat aktivitas hiu yang diberi makan. Hiu nya sangat banyak dan berbagai ukuran.

masih disekitar penangkaran hiu but its beautiful,right!
masih disekitar penangkaran hiu but its beautiful,right!

Setelah kembali ke homestay, packing dan makan siang, pkl. 13.00 kami berangkat ke dermaga, eits sebelum pamitan ke bapak ibu pemilik homestay, kami berfoto dulu sebagai kenang-kenangan.. hehehe..

Di dalam kapal, kami semua tertidur pulas dan tak terasa kami sudah berada kembali di dermaga Jepara. Berhubung agen sudah menjanjikan kami akan singgah di Kudus dan Semarang, so lets goo.. perjalanan berlanjut..

Masih di wilayah Jepara, kami singgah dulu makan durian Jepara di tepi jalan dan ini gratis traktiran si agen, yiiippii..

Singgah di Kudus membeli oleh-oleh Jenang Kudus dan di Semarang menyantap soto kerbau dan pindang ayam.. nyam nyam enak sekali rasanya..

Ketika melewati Brebes banyak penjual telor asin, jadi singgah dulu sambil nyari toilet, hmm biasa panggilan alam.. hehe

Kami tiba kembali di Bandung sekitar pkl.05.00 dan sayonara…

Terima kasih kawan atas kegilaan selama tiga hari dua malam bersama di Pulau karimun Jawa… hayoo kita nge trip lagiii… ^^

Categories
Travelling

Graha Annai Velangkanni, Maria Bunda Penyembuh

Pertama kali saya ke Graha ini ketika saya masih duduk di bangku SMA di Medan. Bangunannya belum sepenuhnya jadi, proses konstruksi masih berlangsung. Dan saat itu ada acara penghiburan untuk para pengungsi Aceh ketika Aceh diterjang badai tsunami. Di misa tersebut saya sebagai salah seorang misdinar atau putrid altar. Saat itu saya masih belum terlalu tahu sebenarnya itu bangunan apa dan diperuntukkan sebagai apa, namun saya sungguh mengagumi setiap lekuk ukiran dan ornament yang menghias setiap sudut bangunan itu dan penuh warna cerah.

Masih di masa SMA, saya kembali kesana bersama dengan teman-teman dan suster asrama. Di waktu itu, kami langsung bertemu dengan Pastor James Bharataputra S.J yang merupakan inisiator dan pendiri graha tersebut.

Graha Annai Velangkanni
Graha Annai Velangkanni

Sang pastor akhirnya menjelaskan secara lengkap arti setiap lekuk bangunan tersebut bahkan dari gerbang masuk sampai hal yang sangat detail semua sarat akan makna katolik. Saya sangat takjub atas setiap penjelasan dari pastor. Pembangunan graha ini juga sarat akan mukjizat.

Graha Annai Velangkanni ini berada di Taman Sakura Indah, Jalan Sakura III No.7-10 Tanjung Selamat Medan.  Graha ini sangat unik dengan arsitektur bergaya indo-mogul, dan setiap ornamen yang terlukis dengan pewarnaan nan indah dilakukan oleh tangan-tangan amatir.

Graha Annai Velangkanni
Graha Annai Velangkanni

Annai berarti bunda sehingga Annai Velangkanni merupakan bunda dari Velangkanni, suatu tempat di India. Setiap orang bebas berkunjung ke graha ini, dan disediakan tempat penginapan gratis bagi pengunjung yang ingin menginap. Graha ini terdiri dari dua lantai dimana di lantai satu dijadikan sebagai aula dan lantai dua merupakan gereja yang secara rutin digunakan untuk misa.

jadwal misa
jadwal misa

Di sebelah gereja, terdapat kapel Annai Velangkanni untuk tempat berdoa harian bagi setiap pengunjung. Disini peziarah dapat menyampaikan doa permohonan kepada Bunda Maria. Berkunjung ke tempat ini, pengunjung diharapkan tetap menjaga keheningan dan ketenangan tempat ini.

Air Suci
Air Suci

Beberapa hari setelah graha diresmikan datang keajaiban yang muncul dari mimpi sang pastor. Mata air muncul tepat dibawah kaki patung Bunda Maria yang ada di kapel. Ketika diteliti ternyata air ini murni dan dapat dikonsumsi tanpa dimasak terlebih dahulu karena tidak mengandung zat-zat yang berbahaya dan air ini sangat segar. Akhirnya banyak orang datang untuk minum air dan percaya air ini dapat menyembuhkan. Dan tepatlah sudah, Maria Annai Velangkanni sebagai Maria Bunda Penyembuh. Air suci ini dapat dapat diambil oleh setiap peziarah dengan gratis dan sudah disediakan tempat seperti botol untuk menampung air suci ini. Sekian kali saya ke tempat ini, kesekian kalinya lagi saya ingin kembali ke tempat ini.

Categories
Travelling

Taman Simalem Resort, Pearl of Lake Toba

Taman Simalem Resort atau disebut juga pearl of lake toba. Taman ini berada di atas bukit nan tinggi yang menyuguhkan pemandangan Danau Toba nan indah. Mata takkan berkedip sejenak melihat pemandangan yang memukau itu.

Taman itu secara administrasi masih berada di kabupaten karo, Sumatera Utara. Untuk menuju kawasan ini tidak susah, kalau dari kota Medan kita bisa menempuhnya selama kurang lebih 3 jam. Setelah meninggalkan Medan kita akan melalui kota Berastagi yang sejuk. Selain itu kita akan menyusuri beberapa desa untuk menuju Taman ini.

perjalanan menuju Taman Simalem Resort
perjalanan menuju Taman Simalem Resort

Sepanjang jalan kita bisa menikmati ladang-ladang para penduduk yang ditumbuhi beragam tanaman sayuran dan buah-buahan. Bila kita melewati sekitar desa Dokan, kita bisa melihat berjejer pedagang jeruk dan buah yang lain yang disusun rapi di pinggir jalan. Buah yang segar dan bisa juga petik sendiri langsung dari pohonnya.

kawasan Taman Simalem Resort
kawasan Taman Simalem Resort
Taman Simalem Resort
Taman Simalem Resort

Perjalanan sudah mendekati tempat tujuan, danau sudah tampak dikejauhan, dan tak sabar untuk segera sampai tujuan. Masuk ke kawasan Taman Simalem Resort dikenakan biaya masuk 250 ribu per mobil. Kawasan ini sangat luas diatas bukit. Udara segar sudah merasuk sampai ke tulang dari tadi. Suasana yang tenang dan damai sangat terasa di tempat ini.

Danau Toba damai dan tenang
Danau Toba damai dan tenang

Bagi yang ingin menjauh sejenak dari hiruk pikuk kota, tempat ini bisa jadi pilihan. Disarankan untuk membawa mobil pribadi atau menyewa kenderaan untuk mencapai tempat ini. Karena kawasan taman ini sangat luas, maka transportasi sendiri sangat dibutuhkan untuk mengelilingi taman ini.

Ada banyak spot yang disediakan di kawasan ini, namun karena kawasan ini didirikan belum terlalu lama, beberapa spot masih dalam konstruksi. Walaupun demikian, tidak mengurangi niat untuk berkunjung kesana. Karena suguhan utamanya adalah pemandangan Danau Toba nan indah.

bentuk Danau Toba tampak jelas
bentuk Danau Toba tampak jelas
paduan danau bukit dan lembutnya awan
paduan danau bukit dan lembutnya awan

Dikawasan ini ada beberapa kafe dan restoran bagi pengunjung yang ingin bersantap sambil menikmati indah dan sejuknya kawasan itu. Selain itu ada air terjun sebagai wisata alam. Bagi yang ingin memacu adrenalin, ada paket untuk outbond.

Danau Toba dari bukit tertinggi TamanSimalem Resort
Danau Toba dari bukit tertinggi TamanSimalem Resort

Saya yakin, kamu tidak akan menyesal pernah berkunjung ke tempat seindah ini.

pearl of lake toba
pearl of lake toba
Categories
Travelling

Parapat, portrait Danau Toba yang ramah

Awal Januari 2013 lalu, saya bersama keluarga berlibur ke Parapat. Parapat adalah salah satu tempat yang berada di pinggiran Danau Toba. Keindahan Danau Toba menjadikannya salah satu tempat tujuan wisata di Sumatera Utara. Biasanya pengunjung yang berdatangan ke Parapat adalah wisatawan yang membawa serta keluarga, karena Parapat sangat cocok untuk wisata keluarga sambil menikmati tenang dan keakraban daerah ini.

Begitu juga halnya kami, berhubung buka tahun bersama keluarga untuk tahun ini kami adakan di rumah keluarga yang ada di Siantar, Simalungun. Dan Siantar sudah dekat dengan Parapat, maka selesai ramah tamah tahun baru, maka saya bersama keluarga besar memutuskan untuk singgah di Parapat.

Anak-anak mulai riuh dan girang mendengar rencana tersebut, langsung persiapkan baju ganti untuk berenang di Danau Toba. Ya, memang Parapat menyediakan wisata pemandian di pinggir Danau Toba. Dan tidak usah khawatir, ada ban pelambung yang bisa disewa dan tenda-tenda yang sudah disediakan untuk para pengunjung yang hanya ingin melihat-lihat atau mengawasi anak-anak yang sedang menikmati danau.

Karena masih suasana tahun baru, ada sedikit kemacetan yang kami jumpai menuju ke Parapat, tapi tenang saja tetap saja kemacetan kota Jakarta tak tertandingi oleh kota-kota lain di Indonesia apalagi Siantar, hehehe..

Perjalanan yang kami tempuh sampai tiba di Parapat sekitar 1,5 jam. Karena kami baru brangkat pukul 12.30 maka sesampainya di tempat tujuan sudah pada kelaparan. Karena banyak pengunjung Parapat hari itu, sangat sulit menemukan tempat parkir kenderaan, tapi syukurlah masih dapat tempat parkir.

Setelah menemukan tenda tempat berteduh, kami langsung menyantap makanan yang sudah dibekal dari rumah tadi. Anak-anak sudah tidak sabar untuk nyebur ke danau. Satu dua suap nasi sudah cukup bagi mereka, dan setelah menyewa ban pelampung yang dibandrol seharga 5 ribu rupiah per ban, byuuurr… semua langsung menceburkan diri ke danau, tak ada rasa takut, tak ada rasa ragu, semua having fun.. saya juga tak mau ketinggalan. Setelah mendapatkan ban pelampung, saya langsung nyebur menyusul yang lain.

berenang di Danau Toba
berenang di Danau Toba

Untuk perhatian, ketika menyewa ban pelampung, pastikan ban disewa tidak bocor atau kempis, karena akan mengganggu kenyamanan sewaktu berenang, apalagi tempat berenang ini bukan di kolam renang tetapi di danau yang punya kedalaman yang kita tidak tahu berapa dalam.

Bagi yang tidak mau berbasah ria, ada juga penyewaan sepeda air yang menampung bisa sampai 3 orang dewasa. Ada juga speed boat kalau ingin lebih puas, tentu saja harga yang ditawarkan untuk speed boat akan jauh lebih mahal.

Danau Toba,wisata untuk keluarga
Danau Toba,wisata untuk keluarga

Kami berenang sampai puas, anak-anak sangat riang dan gembira, semua tertawa, semua menikmati dinginnya air danau, semua masih ingin berlama-lama di air. Namun karena hari sudah mulai sore dan mendung pertanda hujan akan segera turun. Dan benar saja, setelah mengganti pakaian dan bersiap menuju tempat parkiran, hujan mengguyur Parapat, ombak di danau sudah mulai tinggi, orang-orang yang masih menikmati asiknya di ayun ombak Danau Toba mulai ke pinggir dan keluar dari air.

Kapal Penyeberangan ke pulau Samosir
Kapal Penyeberangan ke pulau Samosir

Sebelum beranjak pulang, kami membeli oleh-oleh mangga udang yang ukurannya jauh lebih kecil dari mangga yang lain namun rasanya manis-manis asam, selain itu menikmati mie goreng di suasana yang dingin itu juga sangat nikmat. Liburan ini sangat menyenangkan. ^^

Categories
Travelling

Yogyakarta, Harmonisasi Budaya, Seni Dan Sejarah Yang Exotic (Part 2)

Sebenarnya agenda kami hari itu, setelah berkeliling kraton ratu boko dan prambanan, kami akan langsung ke pantai Parangtritis, namun karena hari ternyata sudah agak sore yaitu sekitar pukul 3 sore dan langit pun agak mendung pertanda kota akan diguyur hujan, maka kami mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan ke parangtritis. Penundaan ini didukung juga sama ibu-ibu yang saya tanyai ketika menunggu bus trans Jogja datang, menurut beliau kalau jam segini memang sudah kesorean kalau tidak berniat menginap di parangtritis karena jarak yang ditempuh dari Prambanan menuju Parangtritis lumayan jauh, kami harus melalui terminal giwangan terlebih dahulu. Maka, kami memutuskan untuk menikmati sekitaran kota Jogja saja, maka kami menunggu bus TransJogja yang jalur menuju malioboro.

Kami begitu menikmati suasana Jogja yang tergambar di sekitar Maliboro, makan pecel di sekitar emperan pasar Beringharjo ternyata nikmat sekali, sayang Tommy tidak mau jadi saya makan sendiri saja, hehe..

pecel depan pasar beringharjo

Hari kedua saya di Jogja, saya sudah mulai hafal jalanan apalagi yang disekitaran maliboro berkat pencarian penginapan yang tak kunjung nemu, tanpa sadar kami memang sudah mengelilingi setiap gang/jalan yang kira-kira ada tempat penginapan, walau capek tapi sangat menyenangkan.

BENTENG VREDEBURG

Karena dekat dengan malioboro, kami menyempatkan untuk mengunjungi benteng Vredeburg, dikawasan benteng ini ada museum yang dibuka untuk umum, komplek benteng tidak terlalu luas, berhubung hujan, kami juga bisa beristirahat sejenak di teras museum.. hihi..

Kawasan Benteng Vredeburg Museum Benteng Vredeburg

ALUN-ALUN SELATAN

Setelah beberapa kali memakai jasa becak atau delman, sekarang kami mau coba pakai jasa taksi saja untuk menuju alun-alun selatan karena tempatnya memang lumayan jauh. Setelah semakin mendekati alun-alun, cahaya terang benderang berwarna warni semakin jelas, ya.. banyak becak yang disulap menjadi transportasi wisata malam dengan dihiasi lampu-lampu terang berbentuk lucu-lucu seperti doraemon, angrybird, hello kitty dan banyak lagi.

Becak Lampu warna warni

Semua becak –becak yang dihias ini disewakan dan rata-rata sudah dibandrol 25 ribu rupiah 2 kali keliling lapangan alun-alun selatan ini, satu becak bisa menampung 6-8 orang, jadi kalau rame-rame bisa lebih irit. Wisata malam alun-alun selatan juga sangat cocok untuk wisata keluarga yang murah meriah dan sangat menyenangkan. Walaupun baru turun hujan, tidak mengurangi keramaian pengunjung yang datang. Tidak jarang, area ini jadi macet karena becak hias ini memang menggunakan jalur transportasi umum.

Selain becak hias, ada permainan masangin. Permainan ini yaitu dengan menutup mata menggunakan kain yang bisa disewa seharga 4 ribu rupiah, kita berjalan diantara dua beringin besar yang tumbuh di tengah-tengah alun-alun selatan. Konon katanya, kalau kita bisa melewati antara beringin dengan mata ditutup, maka permohonan kita akan dikabulkan. Namanya juga mitos, ada yang percaya ada yang tidak, namun banyak orang yang penasaran dan tidak lengkap rasanya tidak main masangin bila ke alun-alun selatan.

Cukup lama kami menikmati wisata malam alun-alun selatan sehingga tidak sadar waktu sudah pukul 11 malam, yang artinya kami harus kembali ke kontrakan dan istirahat.

PANTAI PARANGTRITIS dan DEPOK

Hari ketiga sekaligus hari terakhir kami di Jogja,

Untuk menuju pantai parangtritis, kami harus naik bus dari terminal giwangan. Terminal giwangan merupakan terminal yang bersih dan tertata rapi, kami menuju terminal giwangan dari kontrakan (di daerah UGM) menggunakan bus TransJogja. Sesampainya di terminal giwangan, kami sarapan terlebih dahulu. Disekitar terminal banyak kios rumah makan yang sudah tertata rapi, tinggal kita mau pilih yang mana. Walaupun di terminal yang terkadang terkesan kotor,namun di sini sangat jauh dari kesan tersebut, karena semuanya rapi. Saya salut dengan hal ini. Hehe..

Tidak susah mencari bus menuju parangtritis, cari saja bus yang di kaca depannya sudah tertulis parangtritis. Karena bus ekonomi, jadi bus ke parangtritis ini mirip seperti metromini kalau di Jakarta. Bus berangkat setelah 20 menit menunggu. Kami menikmati perjalanan itu walaupun lumayan panas dan jarak tempuh yang lumayan jauh, apalagi busnya masih suka berhenti di beberapa pos menunggu penumpang.

Dengan penuh kesabaran, jalanan yang seakan tak berujung mulai menunjukkan kejelasan bahwa kami mulai memasuki kawasan parangtritis dan bus berhenti di terminal tepat di gerbang masuk pantai Parangtritis. Dengan membayar 24 ribu rupiah untuk dua orang, kami bergegas turun dan masuk ke kawasan pantai.

Katanya, tidak lengkap rasanya ke Jogja kalau tidak sampai di pantai parangtritis yang terkenal dengan legenda Nyai Roro Kidul nya. Namun, jujur sesampainya di bibir pantai, agak kurang dari ekspektasi saya, karena pemandangan yang saya dapat di sekitar pantai tidak sesuai dengan yang saya bayangkan. Sepanjang pesisir pantai banyak sampah yang bertebaran, saya tidak tahu apakah pengunjung yang ramai berdatangan itu sembarangan buang sampah atau bagaimana, tapi pantai ini benar-benar kurang terawat. Menurut saya sangat disayangkan sekali, namanya sudah terkenal namun perawatannya terbengkalai. Tidak banyak hal yang bisa kami nikmati disini, selain angin pantai yang menyapu air sampai ke bibir pantai, delman atau kuda yang disewakan untuk berkeliling sepanjang pantai, dan ada juga ATP yaitu seperti motor beroda empat yang bisa dikendarai oleh 2 orang.

pantai parang tritis

Setelah menghabiskan satu buah kelapa muda, kami memutuskan untuk ke pantai Depok untuk menikmati lezatnya makan dipinggir pantai dengan harga miring. Bagaimana caranya ke pantai Depok? Sejenak kami keras berfikir, karena memang tidak ada transportasi umum ke sana, tanya ke penjual es kelapa muda, katanya biasanya ada kereta wisata yang berkeliling parangtritis depok, namun hari itu kereta wisatanya tak kunjung kelihatan. Setelah bertanya sana-sini, akhirnya kami menemukan tukang ojek, dengan tarif 25 ribu rupiah per ojek pulang pergi, kami berangkat menggunakan dua ojek.

Saya sangat menikmati sepanjang perjalanan menuju pantai depok, jalan yang bagus dan lurus ke depan dan tidak kelihatan ujungnya, di samping kiri kanan jalan terhampar padang rumput yang sebagian berpasir, seakan berada di daerah yang berbeda. Kalau saya lihat sepintas, beberapa plang yang kami lewati ternyata menyediakan jasa pemotretan prewedding, brarti tempat itu juga sering digunakan untuk prewed, yaahh.. memang bagus dan exotic.. hehe..

Sekitar 15 menit berjalan,tibalah di pantai depok, kapal-kapal nelayan banyak terlihat di sekitar pantai dan banyak rumah makan di sepanjang pinggiran pantai, pantai depok jauh lebih bagus daripada pantai parangtritis, pantainya masih bersih dan pasir hitamnya juga bersih. Mungkin karena belum terlalu banyak orang yang tahu dan tidak semua orang bisa menjangkau tempat itu karena transportasi umum tidak memadai.

Kami langsung mencari tempat makan yang nyaman, dan kami memilih rumah makan seafood Sumilir, berdasarkan rekomendasi seorang teman juga tentunya. Lokasinya tepat menghadap laut lepas di tepi pantai, deru ombak yang lumayan besar sampai kedengaran. Menikmati makanan seafood diiringi deru ombak memang sangat berbeda rasanya dan tambah nikmat.

Makan di pantai depokMenu makanan banyak dan bisa sampai porsi besar namun harga tetap terjangkau dan sangat murah. Kami sangat puas menikmati makanan disini. Perut kenyang hati senang.

Berhubung kami janji ke bapak ojek hanya untuk makan saja di pantai Depok, bapak ojek bersedia menunggu, jadi kami memang tidak bisa berlama-lama menikmati keindahan pantai Depok. Segera kami kembali menemukan bapak ojek. Ojek melaju kencang, kembali melewati jalan yang lurus dan seakan tanpa ujung itu dengan sengatan matahari yang membakar kulit.

Kami tiba kembali di Parangtritis dan menaiki bus yang akan menghantar kami kembali ke kota Jogja. Perjalanan kami tempuh selama kurang lebih satu jam, dan kecepatan bus ini sungguh luar biasa, sampai sampai saya membayangkan saya lagi naik rolling coster. Haha… pak supirnya ganas..

Akhirnya kami tiba di stasiun giwangan dengan selamat, dan kembali mengantri bus transjogja untuk menuju malioboro. Karena jadwal kereta kami brangkat malam pukul 20.30 maka kami masih banyak waktu untuk berburu oleh-oleh.

Pusat perbelanjaan batik di Jogja ada di pasar beringharjo, di pasar ini kita bisa menemukan banyak sekali batik dengan harga miring, sudah pasti kita harus berani tawar menawar. Tapi pasar beringharjo sekitar pukul 4 sore sudah mulai tutup, sehingga sesampainya kami di pasar itu, beberapa toko sudah tutup walaupun pengunjung masih sangat ramai, sungguh pasar ini ramai sekali. Tidak dapat batik, makan pecel dulu di depan pasar beringharjo, yummyyy…

Persis di depan pasar beringharjo, masih ada pusat perbelanjaan batik dan pernak pernik khas Jogja, yaitu Mirota Batik. Di Mirota kita akan menemukan banyak batik dengan kualitas yang baik begitu juga dengan pernak perniknya. Namun di tempat ini, semua produknya sudah dibandrol dengan harga pas, jadi tidak ada sistem tawar menawar. Walaupun begitu, pengunjung tidak akan kecewa, karena harganya sesuai dengan kualitas barangnya. Mirota masih buka sampai malam sekitar pukul 19.30. Puas berbelanja, tidak lupa kami membeli bakpia sebagai oleh-oleh, diantar oleh becak dengan 5 ribu rupiah, kami menikmati suasana malam terakhir di kota Jogja.

Makan malam kami di stasiun kereta lempuyangan sambil menunggu kereta yang akan menghantarkan kami kembali ke Bandung.

menunggu kereta di stasiun Lempuyangan

Rasanya tidak ingin cepat-cepat meninggalkan Jogja, kota yang penuh dengan ketentraman, keramahan dan kebaikan masyarakatnya. Masih banyak tempat yang belum saya kunjungi di Jogja, dan suatu saat ingin kembali ke kota ini. Perjalanan ini sungguh meninggalkan kesan yang indah dan akan sangat saya rindukan. Terima kasih Jogja.

Categories
Travelling

Yogyakarta, Harmonisasi Budaya dan Sejarah yang Exotic (Part 1)

Keinginan menginjakkan kaki di Yogyakarta akhirnya tercapai. Perjalanan ini dimulai dari hunting informasi dari berbagai sumber dan pengalaman orang-orang yang sudah travelling ke sana. Dan akhirnya saya dan Tommy berangkat juga. Meeting point kami di Bandung, berangkat hari rabu malam tanggal 14 November 2012 dan pulang sabtu malam tanggal 17 November 2012.

Kami berangkat menggunakan kereta api kahuripan (ekonomi) dari stasiun Kiara condong menuju stasiun Lempuyangan. Tipe perjalanan kami memang sengaja ala ransel alias ekonomi dan serba hemat. Sangat bersyukur karena kami masih dapat tiket murah, 150 ribu rupiah pulang pergi untuk berdua. Kami sengaja mengambil jadwal kereta yang paling malam agar waktu perjalanan bisa digunakan untuk tidur dan sesampai disana bisa langsung mulai explore Jogja.

Berangkat pukul. 20.30 dan sampai di stasiun Lempuyangan pukul 07.50 esok harinya. Langsung naik becak ke Malioboro mencari penginapan, berhubung long weekend, Malioboro ternyata sudah dipenuhi para pelancong, dan semua mencari penginapan sama seperti kami. Setelah keliling kesana kemari, akhirnya kami menyerah, semua penginapan full booked. Awalnya saya pengen nangis sudah membayangkan kami akan tidur dimana (maklum newbie dalam hal backpacker haha…).

Karena tidak dapat juga, setelah sarapan makan nasi kucing di sekitaran Malioboro, akhirnya kami memutuskan menghubungi seorang teman yang memang tinggal di Jogja dan kami diberi tumpangan untuk menginap dan menitipkan ransel.

Nasi kucing harganya murah, dengan merogoh kocek dua ribu rupiah sudah bisa menikmati sebungkus nasi kucing. Nasi kucing sebenarnya nasi dengan lauk ikan teri atau tempe. Disebut nasi kucing mungkin karena porsinya yang mungil, bagi saya cukup mengisi perut, tapi bagi Tommy, untuk mengobati rasa lapar butuh 2 atau 3 bungkus nasi kucing. Setelah bertemu dengan teman, kami bersih-bersih dan bersiap untuk menikmati keindahan Jogja.

BOROBUDUR

Destinasi pertama kami adalah Borobudur, sebenarnya Borobudur secara administrasi berada di wilayah Jawa Tengah, namun karena jarak tempuh ke Borobudur lebih dekat dari Jogja daripada semarang, maka kebanyakan orang dan termasuk kami memasukkan Borobudur dalam trip Jogja kami.

Menuju Borobudur tidak terlalu sulit, kami naik trans Jogja menuju terminal Jombor terlebih dahulu. Ongkos trans Jogja hanya tiga ribu rupiah per orang dan seperti layaknya seperti transJakarta kalau transit tidak usah bayar lagi. Sesampainya di terminal Jombor, kami langsung mencari bus menuju terminal Borobudur. Jarak tempuh dari terminal Jombor ke terminal Borobudur sekitar 1,5 jam. Bus yang menuju Borobudur non ac (ekonomi), ongkosnya 12 ribu rupiah per orang, dan bus terakhir dari Borobudur kembali ke Jogja pukul 18.00, jadi sebelum pukul 18.00 kami sudah harus berada di terminal Borobudur lagi kalau tidak mau bermalam di Borobudur.

Setelah naik bus, kami langsung ambil posisi duduk di samping Pak supir. Sepanjang perjalanan Pak Supir juga cerita beberapa tempat wisata yang menarik di Jogja dan melewati beberapa tempat yang dilewati lahar dingin akibat erupsi gunung Merapi setahun yang lalu. Bus sempat berhenti dulu di Muntilan untuk menunggu penumpang, tapi tidak terlalu lama.

Sesampainya di terminal Borobudur, sebenarnya ke lokasi candi bisa saja jalan kaki tapi siap-siap gempor. Kami memutuskan naik delman. Disini sudah dipatok harga, untuk delman 15 ribu rupiah per delman dan kalau naik becak 10 ribu rupiah.

Lima menit naik delman, kami tiba di lokasi candi. Sebelum mengitari lokasi candi, kami makan siang dulu. Berhubung cuaca lumayan menyengat, saya sudah mempersiapkan sunblock untuk melindungi kulit agar tidak terbakar matahari.

Tiket masuk ke Borobudur 30 ribu per orang, dan kita harus mengenakan kain batik yang telah disediakan dan diikatkan di pinggang. Tujuannya mungkin untuk menghormati dan kesopanan. Berhubung long weekend, sekitaran candi dipenuhi oleh para pengunjung, bahkan banyak yang rombongan dari komunitas atau gathering (terlihat dari seragam kaos yang mereka kenakan).

Untung saya sedia payung, jadi tidak perlu beli topi yang dijajakan penjual yang rame mangkal di sekitar pintu masuk.  Kami berkeliling candi sambil menikmati suasana yang sejuk, udara yang segar dan mengagumi karya para leluhur ini. Sungguh luar biasa, dari setiap ukiran relief dan patung budha dan stupa yang ada setiap sudut candi, unsur agama Budha sangat terasa.

Di sekitar candi banyak pepohonan membuat suasana sangat sejuk, duduk dan rileks disini sangat tepat, sehingga tak terasa hari semakin sore. Kami segera beranjak ke terminal Borobudur sebelum bus terakhir datang, berhubung pengunjung rame, jadi banyak orang yang mengantri untuk naik bus, karena tidak kebagian bus setelah kami sampai di terminal, terpaksa kami menunggu bus yang lain, dan syukurlah tidak terlalu lama penantian itu, bus akhirnya datang juga dan mungkin itu bus terakhir.

Bus ini melaju sangat kencang, sampai saya agak deg-degan selama perjalanan, sungguh sangat menantang adrenalin niy si Pak supir. Tiba di terminal Jombor sudah malam dan saatnya mencari makan malam.

BAKMI KADIN

Berdasarkan rekomendasi teman, maka kami mencari dimanakah bakmi kadin berada. Setelah Tanya sana sini, akhirnya kami menemukannya. Bakmi kadin terkenal di Jogja, letaknya berada tidak jauh dari superindo gondokusuman. Tempatnya sederhana dan sudah berdiri sejak lama. Sesampainya disana ternyata sudah sangat ramai dan kami langsung berburu tempat duduk. Sembari menunggu pesanan makanan, kami berbincang sambil menikmati alunan lagu-lagu lawas yang disuguhkan secara live, penyanyi dan pemain musiknya juga lawas alias sudah kakek nenek. Lumayan lama kami menunggu makanan sampai benar-benar kelaparan karena memang perjalanan hari itu membuat perut lapar. Tidak hanya kami yang menunggu dan hampir kehilangan kesabaran, beberapa pengunjung yang lain malah akhirnya menunggu di depan juru masaknya (mungkin saking laparnya .. J).

Dengan 38 ribu rupiah kami akhirnya menikmati 1 bakti goring, 1 bakmi kuah dan 2 es teh manis. Menikmati bakmi dengan alunan lagu lawas seakan membawa kami ke zaman dulu, karena suasana dan tempat yang seperti tempo dulu. Suatu suguhan yang unik dan asli Jogja sekali menurut saya. Setelah selesai makan dan hari semakin larut, kami bergegas mencari becak untuk pulang ke kontrakan teman tempat kami menginap.

PRAMBANAN DAN KRATON RATU BOKO

Hari kedua kami di Jogja.

Candi prambanan masih berada di sekitar kota Jogja sehingga untuk mencapai lokasi candi tidak terlalu susah dan lama. Berangkat dari kontrakan naik bus transJogja sampai halte prambanan. Sekitar 30-45 menit kami tiba dan mencari sarapan pagi. Setelah kenyang, kami langsung menuju lokasi candi naik becak dengan membayar 10 ribu rupiah.

Di loket masuk prambanan, ternyata ada 2 jenis tiket yaitu tiket untuk masuk candi prambanan saja 30 ribu rupiah per orang dan tiket paketan untuk prambanan-kraton ratu boko 45 ribu rupiah per orang, dan kami memilih tiket yang paketan.

Untuk menuju kraton ratu boko sudah disediakan mobil antar jemput oleh pihak pengelola, dan mobil ini beroperasi sampai pukul 15.00. Lokasi kraton ratu boko berada di bukit yang tinggi dan melalui sawah dan rumah penduduk. Kami memilih untuk berangkat ke kraton ratu boko terlebih dahulu, baru ke candi prambanan.

Tidak lama kami menunggu mobil segera datang, tidak hanya kami, banyak juga pengunjung yang ngantri bersama kami. Sekitar 10 menit perjalanan akhirnya kami tiba di kraton ratu boko dengan suasana yang sejuk dan sangat asri.

Suasana di kawasan kraton ratu boko ini sangat berbeda, udara yang sejuk, angin sepoi-sepoi menyamankan hati dan perasaan magis sangat terasa. Menyusuri puluhan anak tangga dan lapangan yang luas dan tertata rapi dan bersih. Masuk ke kawasan ratu boko seakan masuk ke lorong waktu menuju sekian abad yang lalu, begitu sejarah masa lalu sangat kental di tempat ini.

Setelah berkeliling yang cukup lumayan berkeringat Karena cuaca yang sangat cerah dan kawasan kraton yang luas, kami turun kembali ke pelataran parkir kraton dan menunggu jemputan oleh pihak pengelola prambanan. Karena ada beberapa rombongan yang juga turut menunggu jemputan, maka kami harus bersabar mengantri.

Selanjutnya, sesampainya kembali di prambanan, kami langsung bergegas ke kawasan candi prambanan. Dari kejauhan sudah tampak puncak-puncak candi yang tinggi dengan anggunnya. Seperti legenda yang sangat terkenal mengenai candi ini yaitu legenda roro jongrang, maka memang terlihat sampai sekarang hamparan candi yang cukup banyak mengelilingi candi induk. Sebagian candi memang sudah rusak akibat goncangan gempa tahun 2006 dan hanya terlihat tumpukan bebatuan candi.

Untuk naik ke candi induk saja, yaitu candi terbesar dari sekian banyak candi yang tersebar disekelilingnya, para pengunjung harus mengenakan helm yang disediakan oleh pihak pengelola, hal ini untuk menjaga keselamatan para pengunjung yang mungkin sewaktu-waktu ada runtuhan dari candi, karena candi memang dalam kondisi renovasi pasca gempa.

Setelah berkeliling dan mengagumi candi prambanan yang indah nan cantik, sebelum beranjak pulang kami menaiki kreta wisata dengan membayar 5 ribu rupiah per orang dan melewati candi candi yang lain di sekitaran komplek candi prambanan, seperti candi sewu yang sudah terlihat sangat rapuh termakan usia dan sebagian sudah hancur.

Sesampainya di pintu keluar, tidak lupa kami mengambil foto dari fotografer keliling yang menjajakan jasanya di sekitar candi. Karena capek berkeliling, kami istirahat sebentar di pendopo yang ada di taman dekat jalan keluar dan bersyukur bisa menikmati hasil karya leluhur yang sangat luar biasa ini.